Seperti diketahui, kenikmatan yang dirasakan pasangan saat berhubungan seks dipengaruhi oleh beberapa hal, termasuk kondisi alat kelamin yakni penis dan vagina. Tapi ternyata, Mr. P dan Miss V bukanlah organ seksual yang paling penting dalam berhubungan intim dengan pasangan.
Meskipun merupakan organ kunci, tapi sensasi kenikmatan yang dirasakan oleh masing-masing pihak tidak tergantung pada alat kelamin. Dilansir dari Medical News Today, sebuah penelitian di tahun 2016 menyebutkan bahwa otak lah yang merupakan organ seksual paling penting. Kenapa demikian?
Dijelaskan kalau otak melepaskan berbagai hormon yang menciptakan sensasi kenikmatan dari sebuah hubungan intim, yang kemudian ditafsirkan stimulasi sebagai sesuatu yang 'menyenangkan'. Dengan kata lain, otak merupakan penentu apakah hubungan intim itu dirasa nikmat dan bergairah atau tidak.
Dalam sisi medis, saat berhubungan seks, saraf di area seksual tubuh akan mengirimkan sinyal spesifik ke otak. Setelahnya, otak akan menggunakan sinyal itu untuk menciptakan berbagai sensasi seksual dari masing-masing pihak. Hal ini juga terjadi berkat neurotransmitter.
Neurotransmitter adalah zat kimia yang membantu otak membawa pesan sekaligus berkomunikasi dengan organ tubuh lain saat berhubungan intim. Sementara itu, ada beberapa neurotransmiter yang berperan menciptakan kenikmatan salah satunya prolactin, yang akan meningkat setelah orgasme.
Hormon prolaktin juga berkaitan dengan berkurangnya respons seksual yang membuat tubuh jadi rileks setelah orgasme. Selain itu, ada hormon dopamine yang menciptakan gairah seksual. Tubuh akan mengeluarkan hormon ini saat gairah seksualnya meningkat.
Ilustrasi Pasangan (Orami)
Sedangkan hormon oxytocin berfungsi meningkatkan rasa keintiman dan kedekatan. Hormon yang juga dikenal sebagai hormon cinta atau ikatan ini akan dilepas tubuh setelah orgasme. Sama seperti oxytocin, hormon serotonin yang menciptakan perasaan bahagia ini juga akan dilepas selama fase gairah.
Sementara itu, norepinephrine berfungsi melebarkan dan menyempitkan pembuluh darah sehingga membuat organ kelamin menjadi lebih sensitif. Adapun tubuh melepaskan norepinephrine selama rangsangan seksual.
Ilustrasi Pasangan (CNN Indonesia)