Perdagangan narkoba atau drug trafficking merupakan industri gelap global yang tidak hanya berkaitan dengan penjualan zat illegal, tapi juga mencakup penanaman, pembuatan serta distribusi. Tidak dipungkiri kalau perdagangan narkoba masih banyak terjadi karena menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Akan tetapi, narkoba menjadi salah satu masalah di dunia.
Pasalnya, obat-obat terlarang itu menimbulkan efek kecanduan yang mengkhawatirkan untuk para penggunanya. Tahukah kamu, ada satu negara yang dinilai sebagai surganya pecandu narkoba karena saking banyaknya warga yang memilih untuk bertahan hidup dengan memakai narkoba. Negara itu adalah Afghanistan.
Negara yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah ini diketahui sebagai pemasok opium (getah bahan baku narkotika) terbesar di dunia. Setiap tahunnya, Afghanistan mampu memproduksi antara 5.000 sampai 6.000 ton opium mentah. Adapun wilayah penghasil opium tersebut ada di The Golden Crescent. Dari sini, opium akan dikirim ke berbagai negara, salah satunya ke Afrika.
Jadi tidak mengherankan kalau banyak pecandu narkoba di Afghanistan. Bahkan para pecandu narkoba jenis heroin di Kabul, Afghanistan sudah mencapai titik yang mengkhawatirkan. Lautan manusia pecandu Heroin, opium, dan shabu membuat permukiman kumuh dari tenda lusuh di lereng bukit yang menghadap ke Kota Kabul.
Para pecandu itu hidup dengan kawanan anjing liar yang juga ketergantungan heroin. Mereka memberikan heroin kepada hewan kaki empat itu, salah satunya melalui asap yang ditiupkan melalui botol ke mulut anjing. Para pecandu itu juga tidak memiliki pekerjaan. Mereka pun lebih memilih heroin daripada makanan.
Menurut survey yang dilakukan PBB di tahun 2015, mereka memperkirakan ada 2,3 juta orang menggunakan natkoba. Jumlah ini sekitar 5 persen dari populasi Afghanistan saat itu. Kepala Departemen Pengurangan Permintaan Narkoba, Dr. Zalmel mengatakan jumlahnya kini tidak diketahui secara pasti. Tapi diyakini sudah meningkat secara dramatis setelah 7 tahun berlalu.
Pejuang Taliban pernah menyerbu dua daerah tempat para pecandu narkoba berkumpul di Kabul, sebagai upaya untuk memberantas penanaman opium. Dari penggerebekan itu, total mereka mengumpulkan sekitar 1.500 pecandu narkoba. Seluruhnya kemudian digiring ke dalam truk dan mobil.
Mereka lantas dibawa ke Rumah Sakit Medis Avicenna untuk Perawatan Narkoba, bekas pangkalan militer AS yang pada tahun 2016 diubah menjadi pusat perawatan narkoba dan yang terbesar dari sejumlah kamp perawatan pecandu di sekitar Kabul. Di sana, para pecandu narkoba dicukur rambutnya dan ditahan di barak selama 45 hari.
Foto: Pecandu Narkoba di Afghanistan (DailyMail)
Namun sayangnya, mereka tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan dengan baik. Sejak perebutan kekuasaan oleh Taliban, pendanaan internasional yang diandalkan oleh pemerintah Afghanistan telah terputus, sehingga kamp tersebut hampir tidak memiliki cukup dana untuk memberi makan para pasiennya.
Akhirnya, kamp-kamp tersebut tidak banyak membantu untuk menghentikan ketergantungan pada narkoba. Alhasil, banyak dari mereka yang akhirnya meninggal baik karena overdosis, kelaparan atau paparan unsur-unsur lainnya. Saat meninggal pun, jenazahnya tidak diperlakukan dengan baik.
Terkadang, sesama pecandu atau anggota keluarga akan buru-buru menguburkan mereka di tanah. Sementara yang lainnya hanya dipindahkan begitu saja dan dibiarkan membusuk atau dimakan oleh anjing yang kelaparan. Saat sekarat pun, tidak ada yang akan berusaha menolong mereka. Sungguh menyedihkan!
Foto: Pecandu Narkoba di Afghanistan (BBC)