KH Abdurrahman Wahid atau yang juga akrab disapa Gus Dur dikenal dengan kepribadiannya yang humoris. Presiden keempat Republik Indonesia itu memiliki banyak cerita menarik, baik selama menjadi ulama atau presiden. Salah satu kisah menariknya berhubungan dengan maling.
Cerita ini dibagikan oleh sahabat Gus Dur saat mondok bersama di Pondok Pesantren Tambakberas yakni H. Afandi Abdul Muin Syafi’I atau Abah Afandi. Saat masih menunut ilmu, Gus Dur pernah mengusir pencuri namun tanpa perlu bersusah payah melakukan perlawanan.
Kejadian ini berawal saat Gus Dur mengajak Abah Afandi untuk minum kopi bersama di warung yang ada di luar area pondok pesantren Tambakberas. Keduanya baru kembali ke pondok sekitar pukul 01.00 dini hari. Saat sampai di area pondok, Abah Afandi melihat hal yang mencurigakan.
Tampak beberapa orang sedang berupaya untuk memanjat pagar pondok yang diduga akan melakukan pencurian. Abah Afandi pun langsung memberitahukan hal ini kepada Gus Dur dan meminta sahabatnya itu untuk mengejar. Tapi Gus Dur menolaknya.
“Gus, ada dua orang lebih di sana. Sepertinya pencuri mau memanjat pagar pondok, sampean kejar Gus,” kata Abah Afandi. “Sampean saja yang mengejar,” jawab Gus Dur dengan santai.
Tidak berhenti sampai di situ, keduanya saling menyuruh satu sama lain sampai berulang-ulang kali. Mereka saling bersautan untuk menyuruh mengejar maling tersebut hingga tidak disadari kalau suara mereka terdengar semakin keras.
Foto: Gus Dur dan Abah Afandi (NU Online)
Alhasil, maling tersebut lari dan gagal beraksi karena menyadari ada orang yang memergoki mereka. Rupanya, hal ini sengaja dilakukan oleh Gus Dur untuk mengusir maling tersebut tanpa perlu bersusah payah ataupun mengganggu orang lain.
“Nah gampang kan, cara ngusir malingnya? Daripada kita berdua mendekat, jadi babak belur, mendingan kita bisik-bisik yang kencang, malingnya dengar, malingnya kabur, kita pun tidak perlu di tengah malam teriak kencang ‘maling-maling’ yang ganggu orang banyak,” ujar Gus Dur sambil tertawa.
Foto: Gus Dur (Republika)