Beda Banget dengan Indonesia, Kenapa Parpol di AS yang Terkenal Cuma Ada 2?

Beda Banget dengan Indonesia, Kenapa Parpol di AS yang Terkenal Cuma Ada 2?

Jika diperhatikan jumlah partai politik  atau parpol  di Indonesia sangat banyak. Jumlahnya sangat berbeda jauh dengan jumlah parpol yang ada di Amerika Serikat (AS). AS dikenal hanya memiliki dua parpol saja yakni Partai Republik dan Partai Demokrat. Kedua parpol itu menjadi “musuh bebuyutan” saat pencalonan Presiden AS setiap pemilu yang berlangsung setiap empat tahun sekali.

Padahal jumlah penduduk AS sangat besar, lalu kenapa hanya dua partai saja yang ada? Mantan Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel pernah mengatakan jika di AS tidak hanya Partai Republik dan Partai Demokrat saja, karena masih ada beberapa partai kecil yang mewarnai pemilu.

“Ada partai lain yang lebih kecil tapi tidak disebutkan dalam konstitusi kami mengenai jumlah partai. Jadi tidak ada batasan, hanya karena waktu dalam sejarah dan tradisi hanya dua partai besar yang menguasai pemilu,” terang Marciel dikutip dari Okezone.

Bahkan saking banyaknya partai kecil, Marciel tidak tahu secara detail partai kecil itu apa saja dan berapa jumlahnya di AS. “Khususnya partai-partai kecil lainnya yang tidak pernah terdengar. Kami bahkan pernah memiliki kandidat Presiden dari pihak ketiga yakni Ros Perrau,” kenang Marciel.

Marciel menambahkan jika keputusan Partai Republik dan Demokrat untuk mencalonkan wakil mereka menjadi Calon Presiden merupakan bukan keputusan dari pemerintah atau kongres, melainkan karena dua partai itu memang menjadi dua partai di AS yang paling banyak mendapatkan dukungan.

Sementara di Indonesia setelah era orde baru berakhir, muncul banyak parpol yang ikut Pemilu di tahun 1999. Bahkan di Pemilu Legislatif 1999, ada 48 parpol peserta pemilu. Kemudian di Pemilu 2004 berkurang menjadi tinggal 24 parpol, Pemilu 2009 sebanyak 38 parpol, Pemilu 2014 ada 12 parpol, dan Pemilu 2019  tercatat 20 parpol.

Beda Banget dengan Indonesia, Kenapa Parpol di AS Cuma Ada 2 (Liputan6.com)

Sebenarnya pada orde baru setelah Pemilu 1971, Presiden Soeharto kala itu memutuskan untuk memperkecil jumlah peserta pemilu karena dianggap terlalu banyak. Makanya beberapa parpol akhirnya bergabung menjadi satu bagian. Misalnya Partai Persatuan Pembangunan adalah gabungan dari NU, PARMUSI, PSII, dan PERTI.

Lalu Partai Demokrasi Indonesia yang merupakan gabungan dari PNI, IPKI, Partai Murba, PARKINDO, dan Partai Katolik. Sementara Partai Golongan Karya tidak digabung dengan parpol lain. Namun tetap saja selama orde baru, parpol dengan lambang Pohon Beringin itu selalu memenangi pemilu.

Beda Banget dengan Indonesia, Kenapa Parpol di AS Cuma Ada 2 (Bawaslu)