Setiap negara mempunyai nilai budaya dan filosofi masing-masing. Kumpulan dongeng pendek ini kurang lebih menggambarkan ajaran bernilai yang dimiliki setiap negara. Dongeng dikategorikan sebagai sastra lama yang bercerita mengenai sebuah kejadian fiksi atau khayalan. Bentuk sastra lama ini diceritakan secara turun temurun dan bernilai moral. Biasanya diceritakan sebelum tidur atau pada peristiwa tertentu. Dongeng akhirnya dipakai untuk mengajarkan nilai moral tertentu. Simak dan resapi.
1. Kumpulan dongeng pendek dari Yunani:
"Angsa Bertelur Emas"
Pada suatu hari seorang petani pergi ke pasar untuk membeli angsa. Ia memutuskan untuk membeli angsa untuk menemaninya ke ladang. Ia sangatlah miskin dan hanya memiliki uang untuk membeli angsa. Dipilihnya angsa betina yang paling sehat. Warnanya putih dan sayapnya lebar. Matanya bersinar seperti pantulan cahaya matahari. Dibelinya angsa tersebut serta dibawanya pulang.
Setiap hari, petani tersebut memberi makanan sayur panen untuk Si Angsa. Suatu hari, Si Angsa bertelur. Telurnya berwarna kuning mengkilat seperti emas. Si Petani mengambilnya dan menimbang beratnya. Ia bisa makan makanan selain sayur, pikirnya. Ia berusaha memecah telur Si Angsa diatas wajan panas. Berkali-kali ia ketuk, namun tak berubah. Tetap utuh seperti emas padat. Ia pukul lagi hingga kemudian menyerah.
Keesokan harinya, ia bawa telur emas Si Angsa ke pedagang emas di pasar. Alhasil, pedagang emas membelinya dengan harga yang cukup tinggi. Dari hasil uangnya, ia membeli banyak bahan makanan dan keju feta. Sesampai rumah, ia memberikan keju feta pada Si Angsa. Tetapi Si Angsa tidak menyentuhnya sama sekali. Sang Petani memberikan sayuran, Si Angsa langsung melahapnya hingga habis. Tak lama setelah makan, Si Angsa bertelur lagi. Sang Petani menjualnya lagi. Hasil uang penjualan emas ia pakai untuk memperbaiki rumahnya. Sang Petani tak puas, ia ingin menyembelih Si Angsa untuk mendapatkan semua telur emas dalam perutnya. Lalu disembelihnya Si Angsa tetapi tidak menemukan satu emas pun dalam perutnya. Sang Petani menyesali perbuatannya. Harusnya, ia berterimakasih dan bersyukur atas rejeki yang ia dapat. Ia menyesal karena sudah bersikap tamak.
Angsa bertelur emas (pinterest.com)
2. Kumpulan dongeng pendek dari Irak:
"Aroma Roti dan Kerincing Uang Koin"
Alkisah, tibalah seorang pengemis di depan toko roti. Ia memandang roti yang dipajang di etalase. Mengelus perutnya yang keroncongan. Aroma roti yang keluar dari dalam toko semakin membuatnya lapar. Pemilik toko roti keluar toko dan meminta Si Pengemis membayar karena telah mencium aroma roti.
"Mengapa saya harus membayar? Saya hanya mencium aroma dan melihat roti yang Kamu tata. Saya tidak meminta dan memakan satu pun" kata Si Pengemis
Pemilik toko tetap berkata keras dan meminta uang sebanyak 3 dirham karena telah mencium aroma kue yang ia panggang. Kemudian datanglah Lelaki Tua yang Bijak. Ia lemparkan uang sebanyak 3 dirham di depan Pemilik Toko. Uang itu berkerincing saat jatuh menyentuh lantai.
"Kamu juga harus membayar uang 3 dirham karena telah mendengar kerincing uang koin yang jatuh ke lantai" ujar Lelaki Tua yang Bijak.
Pemilik Toko terdiam. Ia tak bisa berkata-kata. Ia hanya mengucap kata "Maafkan saya hai Lelaki Tua yang Bijak". Lalu ia memberikan sepotong roti untuk Si Pengemis dan mengembalikan uang 3 dirham kepada Lelaki Tua yang Bijak.
Tiga orang menghitung uang (youtube.com)
3. Kumpulan dongeng pendek dari Jerman:
'Anak Domba yang Cerdas"
Pada suatu hari, tinggallah Anak Domba sendirian di rumah. Ibunya pergi ke kota untuk menjual susu. Tak lama berselang, pintu rumah diketuk dari luar. Dibukanya pintu dan sosok ibunya berdiri di luar.
"Ibumu sudah pulang" kata Serigala yang menyamar menjadi ibu domba. Anak Domba berpikir panjang.
"Tunjukkan kakimu" kata Anak Domba. Serigala yang menyamar menjadi ibu domba menunjukkan kakinya.
"Bukan, kamu bukan ibuku" Anak Domba menutup pintu dan menguncinya rapat-rapat. Saat siang, ibunya pulang. Ia bercerita tentang tamu yang datang tadi pagi menyamar menjadi ibunya. Ia adalah Serigala.
"Bagaimana kamu bisa selamat dari sergapan Serigala" tanya Ibu Domba
"Aku memintanya menunjukkan kakinya. Ia bukan Ibu. Ibu punya kaki yang kuat." jawab Anak Domba
"Cerdas, anakku. Kamu selamat dari terkaman Serigala karena kamu berpikir dengan cerdas" ujar Ibu Domba
Domba dan serigala (americanliterature.com)
4. Kumpulan dongeng pendek dari Jepang:
"Seekor Naga dan Bocah yang Hilang"
Di langit yang berawan putih, terbanglah Seekor Naga dan seorang bocah diatas punggungnya.
"Dimana rumahmu" tanya Seekor Naga.
"Rumahku tak jauh dari aroma narezushi. Atapnya berwarna merah dan terdengar lonceng dari jauh" kata bocah yang lupa jalan pulang.
Seekor naga tersebut mempunyai indera yang tajam. Matanya awas. Hidungnya bisa mencium aroma dari jauh. Telinganya bisa mendengar bunyi lonceng dari sebuah rumah tua. Ia terbang menuju sebuah rumah yang beratap merah, berbau narezushi dan getaran bunyi lonceng.
"Ini rumahmu?" tanya Seekor Naga kepada Bocah tersebut. Si Bocah turun dari punggung Naga.
"Benar. Ini rumahku" kata Bocah tersebut.
"Masuklah, besok lagi ingat-ingat jalan pulang ke rumah" sahut Seekor Naga.
"Terimakasih Naga. Maukah kamu menjadi teman baikku?" tanya si Bocah.
"Dengan senang hati. Sang Pencipta menciptakanku untuk menjadi teman terbaik semua orang" jawab Seekor Naga.
Seekor naga dan bocah kecil (hornet.com)