Sebagian dari kita mungkin pernah masih minum atau bahkan makan sahur di bulan puasa saat azan subuh berkumandang. Banyak yang menilai mereka masih boleh melanjutkan santapannya. Lantas apakah itu diperbolehkan dalam agama Islam?
Terkait hal ini, Ustaz Adi Hidayat memberikan jawaban. Menurut sang ulama, makan sahur di bulan puasa Ramadhan ada batasannya. Adapun batas akhir sahur adalah ketika munculnya fajar.
“Silahkan makan, minum senikmat nikmatnya, batasnya sampai datang fajar. Bila benang putih sudah menutup benang malam, ini bahasa kiasan Quran. Maksudnya sinar fajar sudah membelah gelapnya malam,” kata Ustaz Adi Hidayat dikutip dari YouTube Ceramah Pendek.
Lebih lanjut, Ustaz Adi Hidayat mengungkapkan ada dua tanda fajar yakni tanda yang bisa dilihat mata dan tanda yang bisa didengar telinga yakni suara azan Subuh berkumandang. Jadi kalau azan sudah dikumandangkan itu artinya sudah masuk fajar.
“Jadi sahur itu batasnya saat adzan. Silahkan makan, minum senikmatnya, begitu adzan berkumandang maka selesai sahurnya,” sambung Ustaz Adi.
Foto: Ustaz Adi Hidayat (Innalar)
Ada pula pendapat yang mengatakan kalau sedang azan masih boleh makan. Padahal pendapat tersebut kurang tepat. Di Alquran pun dijelaskan kalau sahur hanya sampai datang fajar. Jadi, fajar tiba saat pertama kali adzan dikumandangkan. Sehingga, makan dan minumnya seketika harus dihentikan.
“Jadi ukurannya bukan saat adzan berkumandang masih boleh makan, maksudnya adzan selesai baru selesai, bukan itu. Tapi saat adzan berkumandang berhenti makan, berhenti minum. kalau ukurannya adzan nanti tidak jelas,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Foto: Ilustrasi Makan Sahur Saat Azan (Suara.com)