Kasus Covid-19 kembali meningkat. Hal ini pun membuat sejumlah kantor menerapkan work from home (WFH) untuk karyawannya. Rupanya, kondisi WFH ini membuat sebagian orang justru malas untuk mandi. Sebagian berpikir, mandi tidak begitu penting karena selama karantina orang-orang hanya melakukan aktivitas di rumah saja.
Padahal sebenarnya, kamu harus tetap menjaga kebersihan diri walaupun hanya beraktivitas di dalam rumah. Terlebih, Indonesia merupakan wilayah tropis yang cuacanya cenderung panas setiap hari dan membuat tubuh mudah berkeringat, lengket dan bau. Jika kotoran dibiarkan menumpuk, bukan tidak mungkin akan berpengaruh pada masalah kesehatan. Berikut ini, 5 bahaya jarang mandi yang perlu kamu ketahui.
1. Bau Badan
Bau badan disebabkan oleh adanya percampuran antara cairan keringat dan bakteri di permukaan kulit. Tumpukan bakteri ini bisa semakin meningkat karena jarang mandi. Pada dasarnya, keringat tidak beraroma atau menimbulkan bau. Namun, kontaminasi bakteri pada keringagt yang memicu bau tidak sedap. Maka tidak mengherankan kalau bau badan bisa muncul saat kamu berkeringat. Bau badan ini biasanya akan lebih menyengat di area ketiak dan selangkangan.
2. Mudah Mengalami Masalah Kulit
Resiko bau badan bukan satu-satunya alasan agar kamu mandi secara teratur. Kebersihan yang buruk akibat jarang mandi dapat menyebabkan penumpukan sel kulit mati, kotoran, dan keringat pada kulit. Hal ini juga bisa memicu munculnya jerawat dan mungkin diperburuk dengan kondisi seperti psoriasis, dermatitis dan eksim.
3. Rentan Terkena Infeksi Kulit
Foto: Efek Jarang Mandi (CNN Indonesia)
Jarang mandi juga bisa memicu ketidakseimbangan bakteri baik dan buruk pada kulitmu. Terlalu banyak bakteri jahat dapat meningkatkan resiko infeksi kulit. Hal ini yang juga akan menyebabkan dermatitis neglecta, yakni di mana bercak-bercak plak berkembang pada kulit akibat kulit yang tidak bersih.
4. Meningkatkan Jumlah Bakteri Jahat
Masalah lain yang bisa terjadi karena jarang mandi adalah meningkatnya jumlah bakteri jahat. Akibatnya, tidak ada keseimbangan di mana bakteri jahat berkembang lebih banyak dari bakteri baik. Ketidakseimbangan bakteri ini yang bisa meningkatkan faktor risiko terjadinya infeksi kulit. Salah satunya adalah tumbuhnya bercak plak di permukaan kulit.
5. Masalah rambut
Foto: Efek jarang mandi (Halodoc)
Selain kulit, jarang mandi juga memengaruhi kondisi rambut. Kulit kepala yang jarang dibersihkan akan menjadi kotor dan lebih berminyak. Hal ini bisa meningkatkan gangguan kulit kepala seperti ketombe, rambut terlihat kotor, berminyak, lepek sampai bau. Sebenarnya, tidak ada frekuensi mandi yang ideal. Para ahli juga tidak menyarankan untuk mandi terlalu sering. Namun disarankan mandi secara tertarur dan dengan durasi singkat salama 5-10 menit untuk membersihkan dan melembapkan kulit.
Foto: Efek Jarang Mandi (Merdeka.com)