Puisi adalah bentuk karya sastra yang mempunyai beragam diksi dan majas. Puisi mempunyai jumlah kata yang lebih sedikit dibanding karya sastra lain misalnya novel dan prosa. Ketiganya memang mempunyai cerita. Tetapi puisi mempunyai lebih banyak aturan dibanding karya sastra yang lain. Terutama puisi lama. Aturan tersebut meliputi keterikatan terhadap jumlah baris, bersamaan bunyi atau rima dan lain sebagainya. Nah, terdapat juga unsur intrinsik dalam puisi.
Unsur intrinsik puisi adalah unsur yang membangun puisi menjadi satu kesatuan. Unsur intrinsik puisi ada 7, mau tahu penjelasan lebih lanjut? Simak!
1. Tema
Unsur intrinsik puisi yang pertam ini adalah yang paling penting. Tema merupakan gagasan utama yang menjadi landasan sebuat puisi. Misalnya, puisi bertema sosial, cinta, perjuangan dan lain sebagainya. Tema memiliki arti yang luas, jadi tema berbeda dengan judul. Misalnya, sebuah judul puisi berjudul "Aku Ingin" karya Sapardi Djoko Damono. Judulnya mungkin singkat dan tidak menampilkan sebuah tema khusus, tetapi begitu membaca hingga baris terakhir, maka akan tersarikan tema yang diangkat.
2. Nada
Unsur instrinsik puisi yang kedua ini terikat dengan intonasi. Sebuah kata yang dipilih atau diksi memiliki intonasi tertentu. Misalnya, nukilan puisi "Aku Ingin" yang berbunyi 'seperti awan kepada hujan yang menjadikannya tiada'. Secara intonasi, kata-kata tersebut mengesankan perasaan yang tak terucapkan serta ketulusan. Ada unsur perasaan yang tulus dan mungkin masih ada unsur perasaan lain dalam selarik puisi.
3. Rasa
Unsur instrinsik puisi yang ketiga ini, rasa, terikat erat dengan nada. Nada bisa mengungkapkan rasa. Rasa yang terkandung dalam puisi bisa menularkan perasaan penulis kepada pembaca. Misalnya rasa gembira, kecewa, bahagia, sayang dan lain sebagainya.
4. Gaya bahasa
Selanjutnya yang nggak kalah pentingnya, unsur intrinsik puisi berupa gaya bahasa. Gaya bahasa dalam puisi berbeda dengan bentuk karya sastra yang lain. Gaya bahasa tersusun dari diksi dan majas. Misalnya, untuk mengganti kata matahari dengan 'matari' atau 'surya' atau yang lain yang bisa menggantikan makna matahari. Maka, seseorang yang puitis mesti menguasai banyak kosakata.
Majas juga penting sebagai unsur intrinsik puisi. Misalnya menggambarkan 'senyuman' dengan 'cahaya pagi'. Kekayaan kosakata dan perumpamaan penting untuk membuat puisi semakin menarik.
Unsur intrinsik puisi (penlighten.com)
5. Imajinasi
Setiap karya sastra memerlukan imajinasi. Imajinasi termasuk unsur intrinsik puisi yang juga sangat penting. Imajinasi adalah khayalan, angan, ilusi dan pengetahuan dari penulis puisi. Seringkali seorang penulis menggunakan tumbuh-tumbuhan dan benda langit untuk menggambarkan imajinasinya. Fungsinya agar mudah dimengerti dan bisa dipahami maksud dari puisi. Misalnya potongan puisi "Aku Ingin" yang berisi 'Aku ingin mencintaimu dengan sederhana/seperti api kepada kayu yang menjadikannya abu'.
Puisi "Aku Ingin" Sapardi Djoko Damono (penlighten.com)
6. Rima dan irama
Yang penting lagi dan menjadi unsur intrinsik puisi adalah rima dan irama. Rima terkait dengan pola akhiran, misalnya a-b-a-b atau a-a-a-a atau juga a-u-a-u. Sedangkan irama atau ritme, unsur intrinsik ini berupa tinggi rendah, cepat lambat dan pola lainnya yang dijumpai dalam puisi.
7. Amanat
Terakhir, unsur intrinsik puisi adalah amanat. Setiap bentuk karya sastra memiliki pelajaran atau mungkin kesan yang dipetik oleh pembacanya. Amanat ini diibaratkan jiwa. Seorang penulis menyisipkan makna langsung dan tak langsung atau tersirat. Maka, seringkali amanat tak tertuliskan dengan langsung dalam puisi, namun penulis menyisipkannya dalam setiap pilihan kata dan majas.
Nah, ada 7 unsur intrinsik puisi yang mesti kamu pahami. Untuk jadi lebih puitis, banyak-banyak membaca ya.
Nukilan puisi "Aku Ingin" (picluck.com)