Pro dan Kontra Sunat Perempuan, Masihkah Perlu Dilakukan?

Seluruh dunia memperingati hari anti sunat perempuan sedunia pada 6 Februari 2022 lalu dan masih menyisakan beragam pro dan kontra.

Peringatan Anti-Female Genital Mutilation (FGM) atau Hari Anti Sunat Perempuan Internasional jatuh pada Minggu, 6 Februari 2022 lalu. Gerakan ini adalah sebuah penolakan terhadap praktik sunat pada organ intim perempuan , karena dianggap memiliki nilai negatif dari berbagai aspek.

Momen ini mulai muncul pada tahun 2012, saat Majelis PBB menetapkan tanggal tersebut sebagai hari penolakan terhadap praktek sunat yang marak dilakukan orangtua kepada anak perempuannya. Hal ini telah disepakati oleh perwakilan 17 negara yang masyarakatnya menganggap hal itu lazim.

Berdasarkan data dari UNICEF, hingga saat ini ada setidaknya 200 juta anak perempuan (dan yang kini sudah dewasa) pernah menjadi obyek praktik sunat. Padahal, sebagaimana dilansir dari laman resmi WHO, prosedur ini sama sekali tidak membawa manfaat pada perempuan, namun justru mendatangkan efek samping serius.

Beberapa efek negatif yang mungkin muncul antara lain adalah kemungkinan tinggi munculnya kista, infeksi, pendarahan, gangguan dalam hubungan seksual, kerusakan alat kelamin, hingga berujung pada kematian. Beberapa laporan juga menyebutkan bahwa obyek sunat perempuan mengalami masalah kesehatan mental, yang memicu keinginan bunuh diri.

Kontroversi Sunat Perempuan (via Tribunnews)

Selain itu, melakukan sunat pada anak perempuan dianggap melanggar hak asasi manusia, terutama jika hal ini dilakukan tanpa persetujuan yang bersangkutan. Mengingat seriusnya masalah ini, maka pihak-pihak terkait berusaha melakukan kampanye untuk menghentikan praktik ini.

PBB berusaha mengungkapkan bahwa sunat pada perempuan tidak sama dengan kaum laki-laki karena keduanya memiliki anatomi organ intim yang berbeda. Karena sifatnya yang krusial namun sensitif dan rumit, sayatan atau tindakan medis tertentu bisa membawa dampak yang tak diinginkan.

Kontroversi Sunat Perempuan (via Okezone)

Meski demikian, praktik ini bisa saja dilakukan jikan untuk alasan medis. Misalnya seseorang yang mengalami kelainan dapat menjalani prosedur  ini jika memang diperlukan dan dijamin keamanannya. Namun jika tidak mendesak, sebaiknya kamu mencari alternatif lain selain sunat perempuan.

Kontroversi Sunat Perempuan (via SINDOnews)