Gara-Gara Ghozali, Banyak Orang Unggah Foto Makanan di NFT: Ada Cirambay Hingga Indomie

Gara-Gara Ghozali, Banyak Orang Unggah Foto Makanan di NFT: Ada Cirambay Hingga Indomie

Semua berawal dari keberhasilan Ghozali yang menjual foto selfie-nya di NFT, kini banyak orang yang mencoba ikutan menjual gambar hasil potretnya. Ada yang jual lupis, cirambay, bahkan ayam geprek.

Akhir-akhir ini, publik dikejutkan dengan sosok pria bernama Gozhali. Dirinya mendadak viral setelah berhasil menjual foto selfie-nya di NFT selama 5 tahun di aplikasi bernama Open Sea.

Tak menyangka berhasil menjual fotonya sendiri, kini Gozhali mendapatkan keuntungan sekitar Rp 12,6 miliar. Itu sebabnya, banyak orang yang kemudian tergiur untuk mengikuti jejak Gozhali, sampai-sampai menjual gambar yang tampak konyol di NFT.

Beberapa dari mereka ada pula yang menjual gambar makanan. Hal itu terlihat dari unggahan Twitter akun @airdropfindx (14/01/21), dimana beberapa orang ada yang menjual gambar bakso, indomie, ayam gepuk dan lain-lain.

Begitu pun ketika detikFood mencari penjual gambar makanan di NFT melalui pencarian Google. Hasilnya, mereka menemukan akun bernama Fitriani01 yang menjual gambar cirambay dengan harga sekitar 5 Ethereum atau sekitar Rp 237 juta.

Lalu, ada pula foto ayam geprek yang sudah banyak ditemukan, salah satunya pada akun bernama Nenes yang menjualnya seharga Rp 1 Ethereum atau sekitar Rp 47 juta.

Gara-gara Ghozali, kini banyak orang menjual gambar makanan tak jelas di NFT (twitter.com)

Sejauh ini, foto makanan termahal yang ditemui pada NFT Open Sea adalah foto makanan kerang berserak yang diunggah oleh akun bernama All_IndoEat seharga 9 Ethereum atau setara dengan Rp 427 juta.

Fenomena tersebut pun heboh ditanggapi oleh banyak warganet. Termasuk Chef Arnold Poernomo yang juga dikenal sebagai koektor NFT, ikut memberikan suaranya melalui tweet di Twitter.

Menurutnya, hampir setiap hari Open Sea diisi dengan gambar-gambar ‘sampah’, lantaran platform Open Sea itu sendiri yang masih terbuka dan terdesentralisasi.

"Kalo cari sampah ya dapet sampah di OS, dari dulu sudah ada dan semua org yang trade juga hampir setiap hari diisi sampah dari surat undangan sampai scam," tulis chef Arnold.

Menurutnya, masyarakat Indonesia semestinya tidak asal-asalan dalam menjual karya digital mereka. Sebab, NFT sendiri merupakan singkatan dari Non-Fungible Token, yang merepresentasikan kepemilikan aset digital yang tersimpan dalam blockchain.

Gara-gara Ghozali, kini banyak orang menjual gambar makanan tak jelas di NFT (twitter.com)