Banyak cara dilakukan Polisi untuk menangkap seorang penjahat. Salah satu yang dilakukan kadang polisi menembak penjahat pada bagian kaki, sehingga penjahat itu terjatuh dan bisa dilumpuhkan dengan timah panas.
Memang langkah Polisi yang menembak kaki penjahat konon terpaksa dilakukan karena sebelumnya Polisi sudah memberikan tiga kali tembakan peringatan ke udara agar penjahat mau menyerahkan diri.
Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala mengatakan bahwa boleh tidaknya seorang Polisi langsung menembak mati atau wajib menembak kaki terlebih dulu untuk melumpuhkan seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi di lapangan.
“Ini kembali soal prosedur protap di latuhan dan kenyataan yang dihadapi di lapangan. Dalam situasi tenang ada jarak dengan pelaku, bisa dilakukan peringatan tiga kali, baru ke bagian yang melumpuhkan yaitu kaki. Namun itu cerita di latihan, kenyataannya bisa jadi tidak begitu,” kata Adrianus dilansir dari JPNN.
Menurutnya jika memang Polisi dalam keadaan bahaya dan terancam, ia bisa mengambil tindakan tegas. Tak dipungkiri terkadang memang ada pihak yang tidak setuju dengan cara Polisi melumpuhkan penjahat dengan cara menembak di bagian kaki.
“Selam atidak ada badan atau komisi yang menjadi reviewer, maka akan selalu begini. Orang menuduh dan Polisi membela diri, jadi perlu ada lembaga sebagai penilai,” kata Adrianus.
Polisi Tembak Kaki Penjahat (Tribun)
Sementara itu alasan Polisi menembak kaki penjahat juga dipengaruhi oleh kewenangan Polisi untuk menindak tegas tersangka yang melakukan perlawanan kepada Polisi. Menembak kaki tersangka yang membahayakan publik dan apparat merupakan tindakan yang bisa dibenarkan.
Lain lagi menurut Tribun, seorang sumber yang dekat dengan Polisi mengatakan jika alasan anggota Polisi menembak penjahat pada bagian kaki agar para pelaku kejahatan diberikan shock therapy agar penjahat lain tidak nekat melakukan kejahatan.
Polisi Tembak Kaki Penjahat (BBC)