Kulit merupakan organ terbesar yang dimiliki oleh manusia. Rata-rata kulit orang dewasa memiliki berat 3,6 kilogram. Meski begitu, masih banyak orang yang menyepelekan masalah pada kulit dan menganggapnya tidak berbahaya. Padahal, ada beberapa masalah kulit yang dapat mengancam nyawa apabila dibiarkan terus-menerus, lho!
Lalu, apa saja kondisi kulit yang dimaksud dan mengapa bisa mengancam nyawa? Kenali lebih lanjut lewat artikel berikut ini. Baca sampai tuntas, ya!
1. Fasciitis Nekrotikan
Fasciitis nekrotikan atau necrotizing fasciitis memiliki nama lain flesh-eating disease atau penyakit pemakan daging. Dilansir dari The Conversation, kondisi ini merupakan infeksi parah pada kulit, jaringan di bawah kulit dan fasia (jaringan fibrosa yang memisahkan otot dan organ). Kalau dibiarkan, akan menyebabkan kematian pada jaringan!
Infeksi ini sangat cepat menyebar dan akan berakibat fatal apabila tidak terdeteksi dan tidak diobati sejak dini. Kegagalan organ akan terjadi jika tidak diobati dengan antibiotik maupun pembedahan. Sebanyak 25 persen dari orang yang didiagnosis dengan penyakit ini akan meninggal dunia. Ngeri banget, ya!
2. Sindrom Stevens–Johnson
Selanjutnya, ada sindrom Stevens–Johnson (SJS). Sindrom ini memengaruhi kulit dan selaput lendir (mulut, mata, alat kelamin, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan). Lapisan kulit bagian luar (epidermis) akan terkelupas dan jaringan kulit akan mati.
Penyebab utamanya adalah efek dari obat-obatan. Obat yang bisa menyebabkan SJS adalah antibiotik, antikonvulsan, allopurinol (obat asam urat), obat antiinflamasi nonsteroid, hingga obat HIV.
Biasanya, reaksi akan terjadi dalam delapan minggu pertama setelah meminum obat. Komplikasi jangka panjangnya adalah gagal pernapasan, dehidrasi, malnutrisi, infeksi parah, kegagalan multiorgan, dan kematian.
3. Sindrom Kulit Melepuh
Kulit melepuh bisa mengancam nyawa. Kok, bisa? Kamu perlu berkenalan dengan sindrom kulit melepuh stafilokokus. Sindrom ini memengaruhi bayi baru lahir, anak kecil, atau orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau mengalami gagal ginjal. Penyebabnya adalah racun yang diproduksi oleh bakteri Staphylococcus aureus.
Bakteri ini tidak terlalu berbahaya bagi orang dewasa, tetapi akan menjadi ganas pada bayi, anak kecil, atau orang dengan sistem imun yang lemah. Gejalanya adalah ruam merah, melepuh menyerupai luka bakar, kulit kemerahan, dan demam. Sindrom ini bisa menyebabkan komplikasi seperti dehidrasi, infeksi parah, pneumonia, bahkan kematian.
4. Sindrom DRESS
Sindrom Stevens Johnson (IDN Times)
Sindrom DRESS adalah singkatan dari drug reaction with eosinophilia and systemic symptoms. Ini merupakan reaksi parah yang bisa memengaruhi kulit dan organ dalam. Penderitanya akan mengalami ruam, demam, pembesaran kelenjar getah bening, hingga kerusakan pada hati, ginjal, paru-paru, jantung, dan pankreas.
Sesuai dengan namanya, sindrom ini disebabkan oleh obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, obat antiinflamasi nonsteroid, antibiotik, dan antikonvulsan. Kematian akibat sindrom DRESS diperkirakan mencapai 10–20 persen dari keseluruhan kasus. Kebanyakan, kematian terjadi akibat gagal pada organ hati.
5. Nekrolisis Epidermal Toksik
Masih ada lagi masalah kulit yang bisa mengancam jiwa. Namanya nekrolisis epidermal toksik atau toxic epidermal necrolysis (TEN). Kondisi ini merupakan kelainan dermatologis yang berpotensi mengancam jiwa. Apabila dibiarkan tanpa diobati, maka akan menyebabkan kegagalan pernapasan, pendarahan gastrointestinal, hingga kematian.
Sebagaimana sindrom Stevens–Johnson (SJS) yang disebutkan sebelumnya, nekrolisis epidermal toksik juga dipicu oleh obat-obatan tertentu, misalnya carbamazepine, lamotrigin, allopurinol, nevirapine, dan antibiotik sulfonamide. Reaksi obat-obatan ini menyumbang 80-95 persen dari keseluruhan kasus nekrolisis epidermal toksik.
6. Pemphigus Vulgaris
Selanjutnya, ada pemphigus vulgaris (PV). Dilansir dari National Health Service, pemphigus vulgaris merupakan kondisi kulit yang langka, tapi serius dan berpotensi mengancam jiwa. Penyakit ini menyebabkan kulit melepuh dan sakit di area selaput mulut, hidung, tenggorokan, dan alat kelamin. Kondisi ini bisa terjadi di segala usia, tapi lebih umum dialami oleh orang tua di antara usia 50-60 tahun.
Kulit yang melepuh akan pecah dan terbuka, lalu meninggalkan area kulit yang tidak terlindungi, tidak bisa disembuhkan dan meningkatkan risiko infeksi. Biasanya, bagian dalam mulut yang akan melepuh terlebih dahulu dan akan memengaruhi kulit bagian luar dalam waktu beberapa minggu atau beberapa bulan.
7. Toxic shock syndrome (TSS)
Terakhir, ada toxic shock syndrome (TSS). Kondisi ini jarang terjadi, tapi bisa mengancam nyawa manusia. Kondisi ini terjadi ketika zat beracun yang diproduksi oleh bakteri tertentu memasuki aliran darah. Gejalanya bervariasi, seperti kulit mengelupas, ruam, demam, dan tekanan darah rendah.
TSS disebabkan oleh bakteri jenis Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus. Penanganannya beragam, seperti diberi antibiotik, diberi cairan intravena dan pembedahan untuk mengangkat jaringan yang rusak. Risiko kematian bervariasi antara 5-50 persen. Lebih mengerikannya lagi, kematian bisa terjadi dalam 2 hari saja!
Itulah beberapa masalah kulit yang membahayakan dan bisa merenggut nyawa. Semoga informasi singkat ini bermanfaat, ya!
Sindrom DRESS (IDN Times)