Ia merasa malu sebagai keluarga muslim, apalagi ibunya sudah pergi haji ke tanah suci. Namun lintah darat adalah pekerjaan sekaligus hidup ibunya. Seakan ia lupa bahwa suami dan beberapa anaknya masih sangat kecil. Hanya anak perempuannya ini yang sadar.
Ia telah mengingatkan ibunya berkali-kali, namun jawaban untuk tidak mencampuri urusan, yang penting ia bisa kuliah dengan adik-adiknya, ayahnya juga sudah lumpuh dan seperti mayat hidup, apa bisa dia beri kita kehidupan? Sebuah latar belakang kisah nyata misteri yang kuat.
Setiap pulang ke rumah hanya ada suara bising. Apalagi kalau bukan ibunya bertengkar sambil berkacak pinggang dengan orang-orang yang tidak bisa kembalikan uang yang dipinjam plus bunga yang aku rasa mencekik leher. Yang memberatkannya hanyalah untuk merawat ayah dan adik-adiknya.
Hingga suatu tengah malam perasaannya tak enak. Haus mendorong dirinya untuk ke dapur mengambil air minum. Namun ia menangkap sekelebat orang yang menuju kamar ibunya. Ia terkejut dan tertegun. Siapa gerangan laki-laki itu, apakah ibunya memasukkan lelaki dirumah kami.
Dengan langkah pelan ia dekati kamar dan ada suara erangan seperti seseorang sedang bercinta. Apakah ibunya sedang berzina? Dengan perasaan penasaran ia buka pintu itu yang ternyata tidak terkunci. Ketakutannya terbukti, ia lantas berteriak sekencang-kencangnya. “Ibu, apa yang ibu lakukan dirumah ini? Sungguh aku jijik melihat tingkah pola ibu!!" teriaknya.
Namun apa yang didapat, “Anak tidak tau sopan santun, main masuk aja kekamar orang tua,” tamparan keras mendarat di pipinya.
Rumor tetangga semakin ia percayai. Bahwa ibunya adalah pemuja syetan. Ia berzinah dengan para pemuda, namun besoknya pemuda ini jadi seperti orang tua, layu, tanpa ada gairah hidup. Ia ingin membuktikan kisah nyata misteri ini. Di suatu hari yang sepi ia memberanikan diri untuk masuk ke kamar yang selalu dikunci oleh ibu. Mencari tahu apa saja yang pernah terjadi di dalamnya.
Di dalam kamar ia melihat semuanya serba hitam, mulai seprei warna tembok, dan ada cermin yang kelihatan sudah tua, serta bau dupa dan aroma mistik langsung menyergap. Tanpa sengaja matanya tertuju pada lemari di pojok kamar. Meski was-was ia membuka lemari dan menemukan uang yang bertumpuk-tumpuk, lempengan emas dan berlian. Inikah hasil menjadi lintah darat ibunya?
Ia masih terus menyusuri kamar ini, dan kini pandangannya tertuju pada sebuah meja kecil. Diatasnya tersusun rapi toples kecil yang ternyata berisi benda-benda tak lazim seperti bulu dan rambut. Ia juga menemukan kain putih yang kumal tersimpan dalam kotak tua. Baunya sangat busuk, Ia lantas keluar dari kamar itu dan membawa kain putih untuk dicuci.
Di tengah-tengah pekerjaanya suara telepon rumah berbunyi. Dari seberang ia dengar kabar kalau ibunya meninggal karena kecelakaan.
Ilustrasi rentenir (koinworks.com)
Ibunya meninggal dalam keadaan yang mengenaskan. Kepalanya remuk, mobil ibunya bertabrakan dengan truk yang sama-sama melacu kencang dari arah berlawanan. Bagaimanapun semuanya bersedih, adik-adiknya menangis, bahkan sang ayah juga meneteskan airmatanya.
Acara prosesi pemakamanpun akan segera digelar. Namun kenjanggalan mulai terjadi saat jenazah ibunya dimandikan. Maaf, dari lubang kemaluan seperti terus menerus mengeluarkan cairan putih. Mereka sudah membersihkan berulang-ulang, namun masih saja keluar lagi. Setelah diamati, sepertinya cairan putih itu seperti sperma.
Prosesi terus dilanjutkan. Seperti memandikan hingga mengkafani, semua orang heran. Muka dan tubuh ibu itu mengeluarkan cairan putih kembali. Kali ini lebih parah, kain kafan baru untuk membungkus tercium seperti bau bangkai. Mereka mengganti kain kaffan hingga 4 kali. Ia hanya bisa berdoa meminta pengampunan pada Allah dan aku juga malu pada tetangga yang ikut merawat jenazah ibunya.
Akhirnya jenazah dikebumikan dan seorang ustadzah mengikuti keluarga sang gadis sampai ke rumah. Ia lantas bertanya tentang semua kejadian yang dialami dan kamar ibuya yang misterius. Ustadzah minta untuk ditunjukan kain yang ia temukan. Ia berikan kain itu dalam keadaan sudah distrika dengan rapi.
Benar seperti dugaan orang-orang, kain tadi adalah jimat kain kafan. Jimat ini bisa mendatangkan kekayaan dengan cara memuja pada syetan dan dapat melancarkan segala usaha. Namun kain kafan ini akan hilang khasiatnya jika ditemukan orang lantas dicuci dan disitulah awal petaka bagi pemujanya, begitu penjelasan ustadzah. Ia juga berujar jika nanti malam akan datang lagi bersama kyai, karena aroma mistik masih menyelimuti rumah mereka.
Sepeninggal ustadzah sang anak memberanikan untuk kembali ke kamar ibunya lagi. Ia membuka lemari yang berisi uang namun sedikitpun enggan mengambilnya. Ia lantas menemukan laci kecil yang di dalamnya terdapat sebuah buku tua. Terlihat seperti buku ajaran sesat yang ditulis mungkin oleh guru ibunya.
Bahwa di sana tertulis:
"Dengan kamu bersetubuh tiap hari senin dan kamis maka kamu akan awet muda serta hartapun akan terus bertambah serta nilai kewibawaanmu pun akan bertambah, takkan ada orang yang berani melawanmu dan menentangmu, itulah aura kain kafan itu, maka itu saat kamu bersetubuh, mintalah pada lawan mainmu untuk membuang spermanya dikit ketubuhmu dan kamu ambil sedikit kamu usap kemuka dan yang masih menempel ditubuhmu usapkan dengan kain kafan yang telah kamu peroleh dariku, di sanalah dari sperma meraka kamu telah menghisap auranya lewat kain kafan itu, maka lawan mainmu akan tampak layu karena auranya telah kau ambil."
Malam setelah acara tahlilan, satu persatu tetangga berpamitan pulang. Tinggal kyai serta bu ustadah. Sang anak perempuan lantas menunjukkan buku yang ia temukan tadi dan kain kafan itu ia berikan ke pak kyai. “Astagfirullah hal adzim, begitu laknat syetan menjerumuskan umat manusia yang tipis imannya, padahal ibumu sudah berhaji, rupanya hanya buat kedok belaka, saya masih mencium aroma panas dan mistik dirumah ini, baiklah akan saya mulai membacakan doa dan menyempurnakan ibumu” kata pak kyai.
Kain kafan (tokopedia.com)
Suasana benar-benar mencekam. Sang gadis merasa takut hingga harus digenggam tangannya oleh ustadzah sambil membaca ayat-ayat semampunya. Semua orang berkumpul di ruang tengah. Semua terjaga, hanya adik kecilnya yang tertidur pulas lantaran disirep sama pak kyai. Jika ada suara atau bunyi apapun, jangan sampai keluar dari batas yang sudah ditentukan pak Kyai.
Semua membaca ayat kursi dengan khusyuk ditengah-tengah suasana mencekam, tiba-tiba dari kamar ibu pintu terbuka dengan keras dan muncul pocong ibunya dengan kondisi yang terkoyak amburadul. Pocong ini lantas berbisik "Nak, kesinilah kemarikan kain kafan itu, mana ibu butuh itu"
Pocong ibu terus mendekat pada mereka, sang anak perempuan semakin takut. Tapi Pak Kyai terus berdoa dan beliau berkata untuk tidak menggubris ucapan dan jangan mendekatinya. Pocong ini bukanlah sang ibu, dia iblis yang hanya menyerupai. Sang gadis terus berdoa dengan perasaan takut. Meskipun begitu terbesir rasa iba, karena yang ia lihat bagaimanapun juga adalah sosok ibunya. Ia ingin memeluknya namun ada juga perasaan takut luar biasa.
Pocong itu terus mendekat, namun seperti ada dinding yang tak bisa ditembus olehnya. Pocong itu terus berganti memanggil sang ayah, "Mas, bantu aku mana kain kafan itu berikan padaku," namun gagal juga, mungkin inilah yang yang disebut sudah dipagari ama pak Kyai.
"Wahai iblis yang menyerupai manusia, kembalilah kewujudmu, atau akan aku bakar kamu dengan ayat ayatNYA" rupanya pak Kyai terus membaca doa doa. Dan sungguh kisah nyata misteri terjadi, pocong ibu berubah menjadi api yang melingkar dan melayang namun seolah berkata-kata meminta kain kafan itu. Pak Kyai dengan cepat membakar kain kafan yang tadi diberikan bersama buku nya. Sambil terus membaca doa serta ayat kursi, tiba tiba lingkaran api itu seolah melengking teriak dan berubah menjadi asap yang entah hilang kemana. Tinggal bau angus menyeruak di ruangan itu.
Setelah kejadian sang gadis sempat mendengar suara ibunya meminta dengan lirih menjaga dan merawat adik. Mereka juga pergi ke kamar yang tadi sempat terdengar ledakan. Rupanya tolples yang berisi rambut dan bulu itu pecah berhamburan entah siapa yang memecahkannya. Sang gadis juga menunjukkan pada pak kyai di mana uang serta harta ibunya. Pak kyai heran kenapa uangnya tidak hangus, biasanya kalau orang pemuja wafat hartapun pasti ikutan ludes.
Akhirnya uang dan segala harta ini mereka wakafkan pada panti panti asuhan anak yatim dan orang jompo. Sembari berharap semoga doa-doa dari mereka bisa menebus dosa sang ibu.
Pocong (kaskus.id)