Kerokan memang merupakan hal yang sudah biasa bagi masyarakat Indonesia. Bahkan ada pepatah yang menyebutkan kalau ‘apapun penyakitnya, kerokan adalah jawabannya’. Namun ada juga yang mengatakan bahwa kerokan aslinya berbahaya bagi tubuh. Mitos atau fakta?
Faktanya, selama tidak dilakukan terus menerus, kerokan bukanlah suatu hal yang membahayakan. Warna merah yang disebabkan oleh kerokan adalah tanda dari pembuluh kapiler di bawah permukaan kulit yang melebar.
Pembuluh darah yang melebar itu dapat meningkatkan aliran darah pada tubuh yang menerima kerokan. Peningkatan aliran darah tersebut bisa membantu meningkatkan metabolisme tubuh, membuat tubuh merasa nyaman dan segar karena tubuh akan melepas hormon endorfin saat melakukan kerokan.
Karena itulah, secara umum, kerokan dapat membantu menurunkan peradangan serta mempercepat proses pemulihan tubuh dan bisa mengatasi berbagai gangguan muskuloskeletal seperti pegal linu, kekakuan, nyeri otot pada bagian leher, bahu, kaki, dan punggung.
(hellosehat)
Hal tersebut juga telah terbukti dalam beberapa penelitian, seperti jurnal Complementary therapies in medicine pada 2017. Dimana gua sha (kerokan dalam bahasa China) menunjukan efek antiinflamansi yang lebih tahan lama dibandingkan dengan kompres panas untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan mobilitas pada lansia dengan nyeri punggung bawah.
Karena itu dapat disimpulkan di sini, bahwa selama tidak berlebihan kerokan bukanlah hal yang berbahaya namun malah bisa mengobati beberapa permasalahan kesehatan yang terjadi pada manusia.
(halodoc)