Sebuah kajian yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menyebutkan data bahwa sebanyak 56 persen anak-anak Indonesia yang didominasi anak perempuan, mengalami krisis percaya diri.
Elvi Hendrani, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pendidikan, Kreativitas, dan Budaya KPPPA, menyebutkan ada banyak faktor yang membuat mereka jadi merasa tak percaya diri.
Budaya di Indonesia masih melihat anak perempuan sebagai sosok yang tidak boleh banyak melakukan aktivitas di luar rumah menjadi ihwal utamanya. Selain itu, sistem pendidikan yang masih menggunakan kekerasan untuk mendisiplinkan muridnya menjadi faktor selanjutnya.
Sistem kekerasan yang diterapkan di bagian timur Indonesia adalah salah satu hal yang mengkhawatirkan. Hal ini beresiko besar untuk menurunkan tingkat kepercayaan diri seorang anak.
Elvi menegaskan bahwa siswa-siswi harus menjadi generasi emas Indonesia, bahkan hingga 20-30 tahun mendatang. Sebab merekalah yang kelak akan menggantikan pemimpin-pemimpin Indonesia. Kepercayaan diri mereka harus ditingkatkan demi sebuah kesuksesan.
Elvi mengimbau agar tidak menghukum anak saat bersalah, sebaliknya, benarkanlah. Misalnya, jangan marahi atau hukum siswa atau siswi yang tidak mengerjakan PR, tapi mintalah mereka untuk mengerjakannya. Semudah itu.