Sebagai pulau terpadat di Indonesia, Pulau Jawa sempat diprediksi oleh para raja-raja kuno soal kelangkaan air yang akan terjadi di masa mendatang.
Menurut media BBC, Pulau Jawa diperkirakan akan kehilangan sumber air bersih pada tahun 2040. Gak heran kalo ini menjadi salah satu alasan akan adanya perpindahan ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan.
Sosok Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita sempat memprediksi soal kondisi Pulau Jawa di masa depan.
Walaupun sempat diragukan, tetapi ramalan Jayabaya dalam kitab Musasar itu banyak terjadi di era modern seperti saat ini.
Ia mengatakan akan adanya ancaman air laut yang menenggelamkan daratan layaknya kisah-kisah fiksi. Hal ini juga berhubungan dengan riset peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dikutip dari BBC, bahwa di Jakarta Utara setiap tahunnya bakal mengalami penurunan permukaan tanah yang mencapai hingga 25 cm. Sehingga, ini menjadi peluang akan terjadinya penenggelaman kota Jakarta.
Pulau Jawa diprediksi akan kekurangan air bersih di tahun 2040 (via boombastis.com)
Sementara, di Jakarta Selatan penurunannya sekitar 1cm per tahun. “Jika tidak dilakukan apa-apa, maka pada tahun 2050 sekitar 95% wilayah Jakarta Utara sudah berada di bawah laut.” ujar Heri Andreas yang merupakan salah satu doktor di bidang geodesi ITB yang terlibat dalam penelitian.
Apabila Jakarta diprediksi akan berkalang air laut di tahun 2050, 10 tahun sebelumnya yaitu 2040, penduduk Jawa diprediksi bakal kekurangan air bersih.
Peneliti dari pihak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan ada beberapa faktor yang menjadikan munculnya krisis air, yakni perubahan iklim, pertambahan penduduk dan alih fungsi lahan.
Hal ini juga sudah sempat dibahas oleh pemerintah, dimana mereka memprediksi bahwa kuantitas ketersediaan air akan menurun hingga 476 meter kubik per tahun pada 2040.
Pulau Jawa diprediksi akan kekurangan air bersih di tahun 2040 (via boombastis.com)