Begini Cerita Biksu Bangladesh yang Pernah Belajar Agama di Kerajaan Indonesia

biksu asal bangladesh rela menempuh perjalanan menyebrangi lautan untuk belajar buddha di kerajaan sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya memang dikenal sebagai pusat pendidikan agama Buddha terkemuka di tingkat regional Asia. Karena itulah tak heran jika banyak pelajar mancanegara yang datang ke Sriwijaya untuk belajar agama di sana. 

Seorang biksu dan filosofi Buddha dari Bengali atau saat ini disebut Bangladesh bernama Atisha Dipankara pernah pergi bersama 100 muridnya untuk melakukan perjalanan laut selama 13 bulan ke Sumatera untuk belajar Buddhisme. 

Sriwijaya terkenal sebagai pusat pendidikan Budha-Mahayana tidak lepas karena peran dari Suvarnadvipa Dharmakirti yang dalam tradisi Buddha Tibetan disebut juga dengan nama Serlingpa (Gser-gling-pa) dan dianggap Guru Bodhichitta. 

(Kapal jung penanda kebesaran Sriwijaya yang diduga kuat didokumentasikan pada relief Candi Borobudur. (Foto Dok Kemendikbud))

Selain menjadi biksu tertinggi di Sriwijaya, Dharmakirti terkenal sebagai sosok berpengetahuan luas dan disebutkan telah menyusun kitab Abhisamayalamkara. Kepopuleran Dharmakirti membuat Athisa berani menempuh jarak beribu kilometer dan mengarungi lautan luas untuk pergi ke Sriwijaya dan belajar tentang agamanya. 

Konon dalam kisah yang beredar, Athisa diyakini belajar selama tiga belas tahun. Mulai dari 1011 hingga 1023 Masehi. Athisa juga pernah menyempatkan diri untuk ziarah ke salah satu candi terkenal yaitu Borobudur yang berada di pulau Jawa. 

Tidak hanya berziarah, Athisa juga berusaha untuk belajar perihal teks Mahayana yang dipahatkan menjadi bangunan candi tersebut. 

(rigpawiki.org)