Mau Fashionable yang Anti Bokek? Thrifting Aja!

Mau Fashionable yang Anti Bokek? Thrifting Aja!

Hai, Gengs! Bagi kamu yang suka banget belanja baju, celana, jaket, dan berbagai jenis pakaian apa pun, pernah nggak sih ngerasa kalau ternyata pengeluaran kamu untuk itu semua besar banget? Apalagi kalau kamu tiap bulan belanja di mall maupun online shop. Kemungkinan besar barang yang dibeli pasti ada aja yang cuma kepake satu, dua kali atau bahkan belum pernah kamu pakai sama sekali.

Nah, daripada kamu jadi makin boros dan pakaian yang sudah dibeli jadi mubazir karena terlalu banyak dan nggak terpakai, ada cara biar kamu tetap fashionable tapi anti bokek! Gimana caranya? Simak artikel ini sampai akhir, ya!

Para Millennial dan gen Z tahu nggak nih apa itu Thrifting? Istilah thrifting mungkin udah nggak asing lagi buatmu, apalagi untuk pecinta barang aesthetic dan vintage! Thrfiting sebenarnya udah lama ada, dari sekitar tahun 1760-an. Pada abad ke-19 muncul budaya mass-production of clothing di mana pakaian pada saat itu menjadi sangat murah dan orang-orang dengan mudah membuangnya. Di Amerika Serikat, setiap tanggal 17 Agustus diperingati sebagai National Thrift Store Day, di mana toko-toko akan memberikan diskon besar-besaran. 

Di Indonesia, mungkin belum semua orang mengenal thrifting. Sekarang sudah banyak toko offline maupun online yang bertemakan thrift shop. Mungkin yang kamu tahu tentang thrifting yaitu 'barang bekas'. Emang nggak salah, tapi kamu tahu nggak kenapa thrifting banyak digemari? Hal itu dikarenakan banyaknya kaum milenial maupun gen Z yang memiliki gaya vintage dan sporty. 

Sebab hal inilah di Indonesia banyak yang sudah menjadi konsumen untuk thrifting maupun produsennya. Hal ini dapat dilihat karena sudah banyak toko online dan offline yang beredar menjual pakaian bekas atau yang biasa kita sebut preloved yang di mana pakaiannya masih layak dipakai.

Misalnya toko offline di Pasar Senen dan Pasar Baru. Tempat ini sudah terkenal banget dengan barang-barang preloved yang masih sangat bagus dan layak dipakai. Keuntungan dari toko offline adalah kalian masih bisa menawar harga dan bisa langsung mencocokkan ukuran dengan badan kalian. Selain itu, kalian juga bisa mencari di online store melalui sosial media seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan platform lainnya. Mungkin kekurangan jika kamu membeli melalui media sosial yaitu kamu tidak bisa melihat produk yang kamu beli secara langsung. 

Thrifting bisa menjadi salah satu cara untuk kamu tetap tampil fashionable, anti bokek, dan mendukung kampanye zero waste disambut baik oleh banyak kalangan, terutama anak muda. 

Ilustrasi Thrifting (Cosmopolitan)

Untuk harga pakaian thrifting juga sangat bervariatif berkisar dari Rp20 ribu sampai Rp100 ribu. Dengan kualitas yang masih bagus dan gaya vintage atau sporty yang sedang tren sekarang, thrfiting atau preloved yang sangat menguntungkan. Otomatis kamu nggak perlu mengeluarkan uang dengan jumlah yang besar seperti jika membeli pakaian di mall-mall yang berkisar harganya di Rp200 ribuan bahkan sampai jutaan.

Dengan thrifting, kamu bisa membuat gaya berpakaianmu lebih asyik dengan mix and match. Kalau bingung, kamu bisa melihat inspirasi mix and match berpakaian melalui Pinterest maupun Instagram. Selain mendapatkan harga yang murah untuk pakaian yang kamu suka dan fashionable, jadi kalau nanti belum bisa kepake kan nggak nyesek-nyesek banget karena harganya juga affordable dan nggak bikin dompet nangis!

Nah, itu dia beberapa penjelasan singkat gimana caranya fashionable tanpa bokek. Walaupun memang thrift shop terhitung sebagai barang second, tapi nggak menutup kemungkinan kalau kamu bakalan dapet yang kualitasnya bagus loh! Sebab banyak banget sekarang artis luar negri maupun influencer Indonesia yang melakukan thrifting ini. 

Ilustrasi Thrifting (Cosmopolitan)