Tak Seperti Yang Dikira Kebanyakan Orang, Beginilah Potret Keadaan Pinggiran Kota di Arab Saudi

Tak Seperti Yang Dikira Kebanyakan Orang, Beginilah Potret Keadaan Pinggiran Kota di Arab Saudi

Ada sebuah peribahasa "Hujan batu di negeri sendiri lebih baik daripada hujan emas di negeri orang". Terkadang pandangan kita selalu menilai rumput tetangga itu lebih hijau. Bahkan ada rasa rendah diri ketika bertemu dengan orang lain, apalagi yang punya pencapaian lebih daripada kita. Padahal bisa jadi apa yang terlihat lebih indah itu hanya karena kita tidak mengalaminya secara langsung alias kita hanya melihat di permukaannya saja.

Pandangan itu juga bisa terjadi ketika kita melihat negara maju seperti Amerika, Austalia, Kanada, Jepang, Korea, dan lainnya. Seakan negara orang lain lebih superior dibanding negeri sendiri. Baik dalam hal mencari pekerjaan, melanjutkan pendidikan, dan fasilitas kesehatan. Bahkan ada satu negara yang dianggap suci dan sumber dayanya melimpah ruah yaitu Arab Saudi. 

Hal tersebut selalu menjadi perhatian bagi masyarakat kita untuk berburu real ditanah seberang. Namun faktanya, kemewahan dan kemegahan hanya ada di pusat kota, sama halnya dengan Indonesia dimana Jakarta sebagai ibukota negara penuh dengan gedung bertingkat, keindahan taman, kemajuan peradaban namun pinggirannya akan menyajikan fakta yang berbeda.

Rumah-rumah kecil dengan gang-gang sempit, bahkan ada juga rumah yang seakan tak layak huni. Pasar-pasar yang cenderung kumuh, terlebih lagi mereka yang berada di pinggiran kali. Apakah pemandangan demikian akan terlihat di negara lain? Jawabannya adalah, iya!

Terlebih Arab Saudi, negara yang bisa dikatakan putaran ekonominya cukup besar karena menjadi tujuan haji bagi seluruh umat Islam. Hal ini tentu akan banyak menguntungkan masyarakat disana. Negeri yang gersang dan tandus serta jarang ada pepohonan sepanjang mata memandang tentu akan mati tanpa adanya wisatawan Haji. Ladang minyak di negara tersebut juga hanya akan seperti negara-negara Afrika pada umumnya.

 

Dengan tingginya pendapata negera Arab Saudi, efeknya pendidikan pun bisa diberikan secara gratis, bahkan bagi mereka yang melanjutkan jenjang pendidikan ke bangku kuliah akan mendapat gaji dari pemerintah setempat. Walau pemandangan Saudi terlihat tidak indah, untuk masalah program pemerintah bisa dikatakan cukup berlimpah.

Megahnya Masjidil Haram (Liputan6.com)

Namun tak semuanya kehidupan serba mewah. Tetap saja ada masyarakat yang hidup cukup sederhana disana, rumah sempit, gang sempit, bahkan terkesan kumuh, fentilasi udara juga kurang menjadi sajian umum di pinggiran kota di negara yang katanya serba wah itu. Terutama rumah-rumah kaum pendatang atau tenaga kerja dari luar yang bermukim di sana.

Bisa dikatakan bahwa tidak semua masyarakat yang tinggal di Arab Saudi itu kaya raya, tentu ada juga yang ekonominya sulit, hidupnya serba pas-pasan. Untuk itu bangunlah dari mimpi! Tidak selamanya cerita dan kisah tentang negara orang lain itu indah. Lebih baik bangun negeri kita sendiri, jadikan lebih makmur dengan bekerja secara ikhlas. 

Dengan mengetahui potret sisi lain kehidupan di Arab Saudi, setidaknya akan membuka mata kita. Hidup di negeri sendiri yang asri alamnya, aman dan damai, meski ada juga masyarakat yang hidupnya kembang kempis ternyata lebih nikmat daripada hidup negara lain.

Potret Keadaan Pinggiran Kota di Arab Saudi (Kaskus)

Potret Keadaan Pinggiran Kota di Arab Saudi (Kaskus)