Akibat Stres Karena Buffering, Efeknya Gitu Deh...

Akibat stres gara-gara buffering emang suka bikin gimana gitu.  Terlebih ya pas lagi serius-seriusnya kita lihat film kesayangan, iya gak?

Nonton video di YouTube dan beberapa media sosial media lainnya udah jadi gaya hidup masyarakat dunia saat ini.

Mulai dari balita sampai tua semua sudah akrab dengan video di internet. Makan kuota paket data sih, tapi tetap aja rasa ingin melihat video itu selalu ada.

Sekarang, video internet sudah melebihi media televisi untuk intensitas menontonnya. Namun, orang akan jengkel bila kuota dan sinyal kita lemot. Itu artinya, koneksi lemot bisa menjadi akibat stres. Ya, stres layaknya tekanan saat kita sedang melihat film horor.

Baru-baru ini, perusahaan asal Swedia Ericsson menemukan fakta terkait stres yang diakibatkan buffering pas nonton video, ketika melakukan percobaan yang disebut 'The Stress of Streaming Delays'. Ericsson memiliki maksud untuk menunjukkan kepada pemilik merek bagaimana internet yang lambat memengaruhi tingkat stres seseorang.

Tapi ya tetap aja banyak orang yang mengiyakan bahwa harus menunggu beberapa detik sampai beberapa menit buffering bakalan bikin mereka frustrasi.    

Teknisnya, peneliti dari Ericsson melakukan pengukuran akibat stres dari otak, denyut nadi, dan bahkan sampai ke kegiatan jantung subyek saat mereka melakukan kegiatan menonton video pada ponsel. Mereka menemukan fakta bahwa buffering pada video streaming dapat meningkatkan jumlah denyut jantung sebesar 38 persen loh gengs!

Penemuan selanjutnya juga ditemukan oleh mereka fakta bahwa periode buffering dua detik saja dapat melipat gandakan tingkat stres manusia. 

Buffer dapat mengakibatkan stres (thevpn.guru)

Para peneliti bahkan menemukan hal lainnya. Dalam proses pengamatan, peneliti menemukan bahwa subyek mendapat penundaan lebih lama. Sekitar 6 detik penundaan saja bisa meningkatkan kadar stres subyek secara drastis.

Para subyek menunjukkan tanda-tanda stres sedikit demi sedikit, termasuk gerakan mata yang menunjukkan gangguan yang menandakan mereka sudah menyerah dan kesal akibat stres.

Berdasarkan kesimpulan dari percobaan tersebut, terdapat sejumlah fakta mengejutkan. 

Ketika  kita pengen banget nonton episode lanjutan dari, misalnya, serial drama Korea atau siaran dari kanal YouTube kan pasti sumringah tuh. Giliran nungguin, eh ternyata malah mengalami buffering... mana sering lagi. Nah, itulah yang bikin kita atau orang lain kehilangan minat untuk nonton lagi.

Hal itu seperti ketika kita lagi lihat film horor. Terkadang bila kamu ketakutan dan stres maka pastinya kamu tidak akan menonton film tersebut.

Itu artinya kamu menyerah dan lebih memilih untuk gak menonton apa pun. Buffering bakal menjadi akibat stres kita dan kemudian kita bakal memilih menyerah daripada bikin jauh lebih stres lagi. Ya kan?

Akibat buffering akan membuat orang semakin stres bila di teruskan (balansriks.se)

Jika seseorang terus-menerus mengalami buffering bukan gak mungkin koneksi internet yang lemot bakalan buat seseorang itu bakalan marah-marah. Itu sebagai wujud tingkat stres yang mereka alami.

Ternyata sudah sampai sefatal itu ya tingkat emosional manusia terkait buffering ini. Jadi ternyata koneksi emang bakalan ikut andil bikin seorang itu mengalami stres gengs.

Saran aja sih, biar kamu gak gampang bete akibat stres, yuk belajar sabar dan me-manage diri. Kan lebih baik gak lihat dari pada pas koneksi jelek bikin buffering dan kamu akan marah-marah gak jelas.

Melihat youtube sudah seperti kebutuhan pokok di zaman ini (brandknewmag.com)