Pemain ini bernama Wendell Lira. Jangan ditanya ia bermain untuk tim mana. Pun ketika gol salto cantik yang membuat ia terpilih menjadi pemenang Tropi Puskas Award 2015 tak akan membuat kalian ngeh kalau ada klub bernama Goianesia di liga kasta bawah Brasil.
Ketika itu gol hanya disaksikan 342 orang, dan kebetulan direkam oleh kamera stadion. Walhasil gol Wendell ini mendapat 46,7% suara voting yang mengalahkan Gol Lionell Messi di tahun 2015. Namun cerita tak berhenti di sini.
Lira adalah satu dari 82% pemain sepakbola di liga Brasil yang berpenghasilan kurang dari 250 dollar atau sekitar 3,7 juta rupiah perbulan. Tentu gaji yang sangat tidak cukup apalagi Lira sudah memiliki istri dan anak gadis.
Kondisi kemiskinan sebagai pemain sepakbola ini yang sempat membuat Lira memiliki niat untuk mengakhiri hidupnya. Pada bulan September 2015 ia sudah menaiki mobilnya dengan kecepatan tinggi selama 2 jam sembari menangis. Ia berharap untuk menabrakkan mobilnya pada sebuah truk.
"Aku tak punya cukup uang untuk membelikan susu putriku. Aku merasakan tekanan yang sangat besar karena menganggur, tanpa perspektif. Aku tak bisa melihat diriku di depan cermin" kenang Lira.
Wendell Lira (acritica.com)
Tapi Lira urung melakukan bunuh diri. Ia memilih untuk tetap tegar menjalani hidup. Dan terbukti! 2 hari setelah peristiwa mobil, ia mendapati dirinya masuk kedalam 10 nominasi gol terbaik 2015. Bersama Lionel Messi tentunya dalam daftar tersebut.
"Aku harus mematikan ponsel karena tidak mungkin menjawab semua panggilan, Itu aneh. Seluruh dunia meneleponku." kata Lira sambil tertawa. Salah satu panggilan berasal dari legenda Brasil Neto dan yang lainnya dari sebuah perushaan yang menawarkan jas dan pakaian untuk menghadiri pesta upacara FIFA di Zurich.
Wendell Lira saat memenangkan Puskas Award 2015 (antena3.com)
Dan ketika Dewi Fortuna sedang welas asih, dia akan memberikan semua keberutungannya di satu waktu. Pesta upacara penghargaan FIFA memberikan keberuntungan lain untuk Lira. Saat itu pemain dunia game sepakbola FIFA terbaik, Abdulaziz Alsheria, dari Arab Saudi ada di sana dan menantang bingtang-bintang sepakbola yang hadir untuk memegan controller.
Neymar, Lionel Messi, dan Ronaldo diundang untuk bermain, namun mereka semua menolak. Pilihan akhirnya jatuh ke Lira dan ia menyanggupinya. Awalnya Lira merasa akan kalah namun justru ia membantai Alsheria dengan skor 6-1. "Aku nggak paham ternyata aku jago juga" ucap Lira.
Lira saat main game (101greatgoals.com)
Dengan sedikit tambahan popularitas ini, sekembalinya ke Brasil, Lira dikontrak klub divisi 2, Vila Nova. Sayang belum sempat ia banyak bermain Lira mengalami cedera lutut yang akan selalu kambuh. Ia akhirnya memutuskan untuk pensiun di usianya yang baru 27 tahun. Usia keemasan di dunia sepakbola.
Namun Lira tak berkecil hati. Ia tahu bahwa ia memiliki skill lain yaitu bermain game setelah mengalahkan juara dunia. 6 bulan setelah pensiun ia memutuskan untuk menjadi gamer profesional dan YouTuber.
Dengan subscriber mencapai 535,489 dan jumlah view YouTube 29 juta. Lira akhirnya menemukan cara untuk menghidupi istri dan anak perempuannya. Salut!
Lira saat bermain sepakbola (the18.com)