Belum lama ini, medsos sedang diramaikan dengan kabar tentang penyedia jasa perundungan (bullying) yang dilakukan oleh lulusan psikologi universitas ternama. Gimana enggak bikin heboh, seorang lulusan dari jurusan psikologi ternama, kok bisa-bisanya bekerja sebagai tukang bully di medsos?
Kabar tentang penyedia jasa tersebut muncul setelah sebuah iklan yang dibagikan akun @mazzini_gsp di Twitter. Iklan tersebut awalnya diunggah oleh @buzzerindonesia di Instagram.
# Iklan Menawarkan Jasa Bully di Medsos
Tanpa merasa berdosa atau malu, iklan dimulai dengan konten berisi menawarkan jasa bully di medsos. Dan tak terbatas di Instagram saja, melainkan juga di semua platform di medsos.
Dalam keterangan iklan yang diunggah @buzzerindonesia, disebutkan bahwa target layanan mereka adalah orang-orang yang kalah dalam beradu argumen hingga tak bisa membalas lagi.
Iklan jasa buzzer (facebook.com)
Begini bunyi iklannya,
"Anda di-bully di medsos? Pengin bales, tetapi kalah bacot? Tenang, Kak. Biar kami yang urus."
Selain itu, dijelaskan juga bahwa nantinya akun target akan di-bully oleh buzzer dengan total 50-100 akun, tergantung permintaan. Gak asal bully, tapi dengan teknik menyerang psikis. Wagelaseh!
Iklan jasa buzzer di medsos (pikiran-rakyat.com)
“Stok akun 234.249. Kami pastikan tidak ada unsur hoax, ras, agama. Briefing maksimal 3 jam sebelum eksekusi. Laporan dalam bentuk Excel,” tulis keterangan jasa bully di iklan tersebut.
Yang mengagetkan, bukan sembarang orang yang akan melakukan praktik bully buzzer. Sebab sang pembuat iklan menyebut bahwa nantinya, yang melakukan tugas perundungan, adalah mahasiswa psikologi berpredikat cum laude dari universitas ternama.
“Identitas aman 10.000%. Bisa identitas akun. Buzzer profesional yang menyerang tanpa menyentuh hal-hal yang sensitif dan melanggar undang-undang.”
Karena sempat viral dan bikin kontroversi di jagad maya. Foto iklan tersebut kemudian dihapus.
Wah, panik gak panik gak? Panik lah masak enggak? Hehehehe
Jasa bully di sosmed (kuyou.id)