Hidup di zaman modern tidaklah mudah bagi semua orang. Apalagi semakin ke sini, biaya hidup juga terus meningkat. Alhasil, banyak orang yang berjuang habis-habisan untuk bisa bertahan hidup.
Seperti kehidupan pria bernama Abdullah asal Aceh ini. Dalam kesehariannya, ia tidur di dekat kandang sapi dan hanya dengan beralaskan terpal serta pembatas tipis.
Saat di siang hari, kakek Abdullah mengaku kepanasan dan di malam harinya ia selalu kedinginan. Walaupun hidupnya tinggal di tempat yang kurang layak, Abdullah tetap berjuang untuk bisa menafkahi keluarganya dengan menjadi kuli panggul.
Meskipun penghasilannya sangatlah kecil, tapi semuanya ia lakukan demi menyambung hidup. Saat ditelusuri, ternyata Abdulla harus tinggal di tempat seperti itu karena keluarganya terkena gusuran.
Dikutip dari Okezone, setelah terjadi penggusuran, Abdullah sempat tinggal di kedai milik warga. Namun hal tersebut hanya berlangsung sebulan saja karena kedai tersebut harus dibuka kembali sehingga ia terpaksa pergi mencari tempat tinggal lain.
Karena tak memiliki uang untuk menyewa tempat tinggal, Abdullah dan keluarganya memutuskan untuk tinggal di dekat kandang sapi.
Kisah hidup kakek Abdullah yang tinggal di dekat kandang sapi (via boombastis)
Setelah kabar kehidupannya itu tersebar, banyak orang yang berniat memberikan bantuan. Maka itu, berbagai dinas dan lembaga terkait sudah cukup sering mengunjungi Abdullah untuk memberikan donasi.
Namun sayang, proses pemberian donasi seringkali sulit karena Abdullah tidak memiliki kartu KTP, KK dan surat pengenal lainnya. Sehingga bantuan dari pemerintah sering tak sampai di tangannya.
Akhirnya, Disdukcapil yang mengetahui kondisinya langsung turun tangan. Mereka sudah melakukan survei ke tempat Abdullah dan memberikan kelengkapan dokumen untuk keluarganya.
Dengan begitu, bantuan pemerintah bisa ia terima dengan baik. Banyak orang yang berharap kehidupannya bisa menjadi lebih baik dan sejahtera, hingga bisa memiliki tempat tinggal yang layak.
Kisah hidup kakek Abdullah yang tinggal di dekat kandang sapi (via boombastis)