Mengenal Sosok Yang Chil Sung, Orang Korea yang Turut Membantu Indonesia Memperjuangkan Kemerdekaan

Mengenal Sosok Yang Chil Sung, Orang Korea yang Turut Membantu Indonesia Memperjuangkan Kemerdekaan

Pernahkah kamu mendengar kisah Yang Chil Sung, anti-kolonialis kelahiran Korea yang tidak berhenti berjuang ketika Perang Dunia II usai? Nama panggilannya adalah Komarudin.

Komarudin lahir pada tahun 1919 di Kabupaten Wanju, Provinsi Jeolla Utara. Ia wajib militer JIA saat masih muda. Kala itu, Korea dan Hindia Belanda (sekarang Indonesia) sama-sama berada di bawah pendudukan Jepang. Ia hidup di tengah situasi yang begitu brutal di zaman penjajahan.

# Yang Chil Sung Dibawa dari Korea ke Indonesia

Sekitar 1400 orang Korea dibawa dari Busan ke Bandung pada tahun 1942 untuk bekerja sebagai tentara penjaga. Saat itu Komarudin berusia saat pindah ke Bandung, Jawa Barat, untuk menjaga tawanan perang Sekutu. 

Ketika perang berakhir pada tahun 1945, ia bergabung dengan pejuang kemerdekaan Indonesia lokal di pegunungan dekat Garut, Jawa Barat. Mereka mulai mempersiapkan upaya Belanda untuk merebut kembali bekas jajahan mereka.

Sosok Yang Chil Sung atau Komarudin (kabarpriangan.pikiran-rakyat.com)

# Jasa Yang Chil Sung dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia

Yang Chil Sung dikenal sebagai sosok yang menonjol karena jagoan di medan perang. Ia dan kedua rekannya, Aoki dan Hasegawa juga ahli pembuat bom yang memiliki peran penting dalam pemberontakan melawan Belanda.

Makam Komarudin di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan (merdeka.com)

Yang Chil Sung melindungi warga Garut dengan cara meledakkan jembatan Sungai Cimanuk agar Belanda tidak bisa masuk ke Garut.

Dengan kepiawaian Komarudin yang waktu itu masih berusia 30 tahun, ia membuat bom untuk merusak jembatan tersebut. Karena itu, sejak 1946, ketiganya menjadi orang yang paling dicari tentara Belanda.

Setelah berpartisipasi dalam beberapa operasi gerilya, Komarudin ditangkap dan dieksekusi oleh Belanda pada tahun 1949. Jika laporan itu benar, dia meninggal dengan damai dengan keputusan yang telah dia buat. Yaitu mengenakan pakaian merah putih untuk eksekusi, dan cara pemakaman muslim.

Pada tahun 1975, jenazah Komarudin dipindahkan ke pemakaman veteran perang paling terkemuka di Indonesia (Taman Makam Pahlawan Kalibata) di Kalibata, Jakarta Selatan.

Korea Selatan memperingati hari kemerdekaan pada tanggal 15 Agustus sedangkan untuk Indonesia tanggal 17 Agustus. 

Komarudin, Aoki, dan Hasegawa (outtaindo.wordpress.com)