Hayo, siapa di antara kalian yang pernah mendengar lagu Lingsir Wengi? Itu loh, lagu berlirik Bahasa Jawa yang fenomenal itu. Beberapa orang percaya bahwa apabila lagu tersebut dinyanyikan maka sosok-sosok mistis yang menyeramkan akan berdatangan, terutama kuntilanak.
Lagu ini memang sempat menjadi ramai diperbincangkan ketika dilantunkan dalam film Kuntilanak di tahun 2006 silam. Semenjak itulah banyak masyarakat yang takut terhadap lagu ini.
Ketakutan tersebut bahkan terus ada hingga saat ini, yang akhirnya dimanfaatkan oleh content creator untuk menggunakan lagu tersebut sebagai penggambaran sesuatu yang seram.
Lingsir Wengi pun menjadi identik dengan hal-hal ghaib. Namun, tak banyak yang tau bagaimana sejarah dari lagu yang melegenda ini. Nah, biar nggak makin salah kaprah, mari kita bahas bersama.
Lingsir Wengi dalam Bahasa Indonesia berarti menjelang tengah malam. Penciptanya adalah salah satu dari anggota Wali Songo, yakni Sunan Kalijaga pada tahun 1450 M. Sebenarnya tujuan awal Sunan Kalijaga menciptakan lagu ini sama sekali tak ada hubungannya dengan pemanggilan makhluk ghaib atau roh halus tetapi sebagai ajakan untuk memeluk agama islam.
Pada saat itu, tak hanya lagu ini saja yang menjadi cara Sunan Kalijaga. Ada juga melalui seni wayang, seni ukir, dan media lainnya. Bisa dibilang, media-media ini merupakan bentuk dari dakwah islam yang dilakukan Sunan Kalijaga.
Lagu ini, biasanya dilantunkan oleh Sunan Kalijaga setelah melakukan salat di malam hari. Sangat bertentangan dengan apa yang ditakutkan masyarakat selama ini, Lingsir Wengi sebenarnya ditujukan untuk menolak bala atau gangguan makhluk halus ketika tidur di malam hari.
Apabila membaca dan menganalisa liriknya, justru isinya berupa doa-doa yang menjauhkan penyanyinya dari hal buruk. Lagu ini juga menjadi pengingat agar masyarakat selalu mendekatkan diri kepada Tuhan.
Ilustrasi Lirik Macapat (Pinterest)
Hal yang membuat lagu ini terdengar menyeramkan mungkin karena penggunaan pakem Durma. Yang dimaksud dengan pakem Durma sendiri adalah salah satu dari bagian gending Jawa yang terdapat di dalam pakem Macapat. Setiap lagu yang menggunakan pakem Macapat memiliki watak berbeda.
Kembali pada pakem Durma, ia mencerminkan watak lagu dengan sifat keras, sangar, suram, sampai melambangkan kesedihan. Inilah yang membuat lagu Lingsir Wengi dinyanyikan dengan tempo pelan, alunan musiknya pun menyayat hati pendengar.
Nah, setelah membaca sejarahnya, terungkap sudah fakta dari lagu Lingsir Wengi kan? Jadi, kalian tidak perlu khawatir akan kedatangan makhluk ghaib saat mendengarkannya. Resapi liriknya, karena kalian akan menemukan makna baik di dalamnya.
Sunan Kalijaga, Pencipta Lagu Lingsir Wengi (Limapagi)