Teman yang baik adalah teman yang saling memberi dan menerima, serta senantiasa berada di sisi kita dalam suka maupun duka. Namun, faktanya, nggak semua teman kita seperti itu. Bahkan tak jarang, ada teman yang hanya ingin mengambil keuntungan sendiri dengan memanfaatkan kebaikan kita. Inilah yang dinamakan toxic friendship.
Bukan cuma sama pasangan, dalam pertemanan ternyata juga ada hubungan beracun. Ketika kamu terjebak dalam toxic friendship, maka kamu akan kerap merasa tidak didukung, disalahpahami, direndahkan, bahkan diserang oleh teman sendiri.
Dilansir dari Go Out of Toxic Friendship Zone, Selasa (31/8/2021), Menurut Counselor Touche Development Center, Farra Anisa Rahmania, hubungan pertemanan yang buruk ibarat racun yang bisa menghancurkan mental seseorang.
"Seiring waktu, itu akan jadi racun buat diri kita sendiri. Dan sebenarnya, toksik dalam hubungan itu hadir di semua konteks. Mulai dari keluarga, teman, bahkan di lingkungan kerja," ungkapnya.
Ia menambahkan, jika seseorang melakukan apapun demi temannya dan selalu dinilai salah, itu sudah masuk ke dalam toxic friendship.
Lalu, apa saja dampak dari toxic friendship? Farra Anisa membagikan keterangannya.
1. Muncul rasa cemas dan sedih
Ketika terjebak di dalam hubungan pertemanan yang toksik, kamu akan merasa cemas dan sedih. Biasanya ini terjadi pada perempuan yang suka berantem dan konflik.
"Buat para perempuan nih yang merasa overthinking terhadap pertemanan, nah ini bisa saja terjadi di hubungan toxic friendship. Karena saat kita ketemu teman bukannya have fun, tapi malah nggak nyaman dan merasa sedih," ungkapnya.
2. Meragukan diri sendiri
Dampak selanjutnya adalah kamu bisa meragukan diri sendiri ketika berada dalam sebuah pertemanan yang toksik. Misalnya saja, ada teman yang memiliki sikap manipulatif.
"Manipulasi itu adalah cara seseorang untuk mempengaruhi emosi dan mental orang lain. Dan ini bisa mudah mengendalikan orang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan," kata dia.
"Saat kamu mulai meragukan diri sendiri, kamu jadi susah untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran, karena kamu jadi ragu sama semua opini yang ingin kamu sampaikan," lanjutnya.
3. Hilangnya kepercayaan
Terjebak dalam toxic friendship bisa berdampak pada hilangnya kepercayaan. Ujung-ujungnya, seseorang akan mengalami trust issue. Mulai dari takut dibicarakan oleh orang lain di belakang, takut nggak dihargai, dan sebagainya.
"Ya mentok di situ-situ aja, jadi kamu bakal susah untuk membangun relasi dengan orang lain. Karena kita sulit untuk percaya dengan orang lain. Padahal bisa saja ada orang yang mau mendekati dan berkenalan dengan kamu," kata Farra.
Ilustrasi Teman yang Toksik (SOCO)
4. Merasa dimanfaatkan
Farra juga mengatakan bahwa seseorang yang pernah menjadi korban toxic friendship akan merasa dimanfaatkan. Bahkan, seseorang bisa saja merasa bahwa hubungan yang dijalaninya hanya sebelah pihak yang berusaha dan bekerja sama.
"Biasanya kalau sudah terlibat toxic friendship, kamu bakalan merasa cuma kamu saja yang berjuang. Dan akhirnya kamu merasa dimanfaatkan," ucapnya.
5. Tidak menjadi diri sendiri
Parahnya, ketika terjebak di hubungan toxic friendship, seseorang akan merasa bahwa apapun yang dijalani, ia tidak bisa menjadi diri sendiri. Padahal, menjadi diri sendiri itu sangat penting ketika sedang berhubungan dengan orang lain.
Menurut Farra, seseorang bisa saja ingin menjadi dirinya sendiri saat berhubungan dengan orang lain. Tetapi jika sudah terjebak di hubungan toxic friendship, yang ada korban akan semakin rendah diri.
"Kalau sudah punya teman yang toxic dan punya power di situ, akhirnya ya kita semakin ciut, dan ini dampaknya serem," pungkasnya.
Jadi, boleh kamu berteman dengan siapa aja asal pinter memilah mana teman yang baik dan yang nggak baik, ya. Nah, buat kamu yang udah terjerat sama toxic friendship, mending tinggalin aja, deh! Nggak usah takut temanmu berkurang! Tenang, di dunia ini masih banyak kok yang mau jadi temanmu.
Ilustrasi Teman yang Toksik (Hypeabis.id)