Kebutuhan akan ponsel pintar alias smartphone, saat ini seakan menjadi salah satu faktor penting bagi semua orang terutama bagi masyarakat Batam, Kepulauan Riau, yang menghabiskan waktu di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Gadget atau smartphone, seakan tidak lepas dalam kehidupan manusia yang lebih banyak dilaksanakan secara daring.
Namun di tengah itu semua, satu-satunya toko buku bekas di Batam, memilih tetap bertahan walaupun keberadaan toko buku ini berada tepat di sekitar area Lucky Plaza yang dikenal sebagai lokasi penjualan gadget terpusat di Kota Batam, Kepulauan Riau.
Beralamat di komplek ruko Sakura Anpan, blok E11, Nagoya, Lubukbaja, Batam, toko buku ini juga dikenal dengan sebutan toko buku Mang Anton yang diambil dari nama pemiliknya.
Anton (48) saat ditemui, mengaku telah membuka usahanya selama 14 tahun, yang persis berada di tengah-tengah dua komplek perbelanjaan elite, Nagoya Hill dan juga Lucky Plaza.
Kendati modernisme terus menggerus arah pola minat masyarakat dalam membaca, Anton tetap ingin bertahan meski sehari-hari toko bukunya semakin sepi.
"Ini adalah sesuatu yang saya suka. Bukan hanya untuk mencari uang demi kebutuhan. Tapi buku memang penting bagi kita," katanya saat ditemui tengah bersantai di toko bukunya, dilansir dari Suara.com, Selasa (31/8/2021) siang.
Walau demikian, Anton mengaku hingga saat ini sepetak ruko yang digunakannya sebagai toko buku memang masih berstatus sewa. Keadaan saat ini, juga diakuinya semakin memberatkan terutama sejak pandemi mulai menghantam Kota Batam.
"Modernisasi sudah memberatkan, pandemi masuk ke Batam juga sama memberatkannya. Terutama untuk biaya operasional dan juga biaya sewa," ungkapnya.
Kendati demikian, Anton mengaku masih bertekad terus melanjutkan usaha toko buku bekasnya.
"Ini merupakan bentuk kecintaan saya akan buku. Sudah seharusnya pemerintah juga turut menggalakkan minat baca ini. Masak buku hanya jadi treding topik pemberitaan kemarin saat mau disita aparat pemerintahan. Apa harus terulang kembali," tanyanya.
Ditanya mengenai stok buku yang dimilikinya saat ini, Anton mengaku bahwa saat ini seluruh buku yang dimilikinya didominasi koleksi komik, novel pop lawas karya penulis luar negeri. Dan beberapa sebagian buku adalah bekas buku pelajaran, dan buku penelitian yang sebelumnya digunakan oleh para mahasiswa di Batam.
Toko Buku Bekas Mang Anton, Batam (Suara.com)
"Sampai sekarang memang masih ada mahasiswa yang datang kesini untuk menjual buku yang dulu mereka pakai saat penelitian skripsi," lanjutnya.
Ditanyakan mengenai kondisinya saat ini, Anton memang mengakui bahwa pandemi saat ini, juga semakin membuat toko buku miliknya bahkan jarang untuk dikunjungi oleh para pecinta literasi.
Hal ini diutarakannya, mengingat bahwa sebelum pandemi Covid-19, toko buku miliknya juga kerap dijadikan sebagai lokasi diskusi yang kerap digelar oleh Kelas Literasi Apaan (KLA), sebuah komunitas pecinta literasi yang datang dari berbagai profesi dan latar belakang di Batam.
"Sekarang kan juga tidak mungkin berkumpul dan diskusi seperti dulu. Walau memang sekarang sudah PPKM Level 3. Tapi tetap saja untuk sama-sama menjaga, kegiatan seperti itu ditiadakan dulu," paparnya.
Saat ini, Anton sendiri hanya juga menyampaikan harapannya mengenai pandemi Covid-19, yang seharusnya sudah dapat berakhir.
"Karena saya kangen berdiskusi kembali dengan teman-teman dari KLA," tutupnya.
Sementara itu, kurangnya kecintaan membaca buku fisik, juga diakui oleh salah satu mahasiswi yang ditemui saat akan menjual buku bekas yang sebelumnya dipakainya saat menyusun skripsi.
Satu hal yang membuat lebih menggandrungi smartphone dari pada buku fisik adalah akses, kemudahan dan nilai entertainment yang ada di dalam gadget itu sendiri yang jauh dari kata membosankan.
"Kalau membaca ya di HP dong, apa saja bisa dengan cepat kita dapatkan. Terus nggak akan bosan lagi. Sekejap mata bisa buka Youtube, baca status Facebook, Twitter dan apa yang lagi trending di Instagram," terang Nadia yang bersiap meninggalkan toko buku bekas Mang Anton setelah transaksi jual beli selesai dilakukan.
Hayo ngaku, siapa nih yang masih sering baca dan pergi ke toko buku?
Toko Buku Bekas Mang Anton, Batam (HMStimes.com)