Teh, kopi, dan beberapa minuman bersoda lainnya merupakan minuman bercafein yang lazim dinikmati oleh orang-orang. Ada pula minuman dengan kadar kafein yang lebih tinggi dan diberi label sebagai minuman energi.
Untuk diketahui, kafein adalah zat alami yang dapat ditemukan di daun, biji, dan buah dari lebih dari 63 spesies tanaman di seluruh dunia. Kafein bertindak sebagai stimulan untuk menunda kelelahan sementara, yang juga dapat menyebabkan insomnia pada orang yang rentan. Selain itu, kafein terbukti bertindak sebagai diuretik ringan yang membuatmu sering buang air.
Meskipun banyak penelitian ekstensif tentang kafein, ada banyak kesalahpahaman soal kafein.
Dilansir dari Times of India, Jumat (27/8/2021), berikut enam mitos tentang kafein yang sebaiknya tak dipercaya.
1. Bikin Kecanduan
Kamu pasti sudah sering mendengar orang mengaku kecanduan kafein. Namun, menurut para ahli, kafein tidak membuat ketagihan, lho. Ketika konsumsi kafein tiba-tiba dihentikan, beberapa orang mungkin mengalami sakit kepala, kelelahan, dan mengantuk. Gejala-gejala ini biasanya berlangsung maksimal selama sehari dan dapat dikelola dengan mudah dengan mengurangi asupan kafein secara bertahap.
2. Meningkatkan Risiko Gagal Jantung
Beberapa penelitian berskala besar telah menunjukkan konsumsi kafein tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan tidak memiliki efek negatif pada kolesterol atau detak jantung. Sedikit peningkatan tekanan darah telah dikaitkan dengan konsumsi kafein pada orang yang sensitif terhadap kafein. Kenaikan ini mirip dengan yang dihasilkan dari aktivitas normal, seperti menaiki tangga. Namun, orang yang menderita tekanan darah tinggi harus berkonsultasi dengan dokter tentang asupan kafein.
3. Menyebabkan Kanker
Ada cukup bukti ilmiah kafein tidak meningkatkan risiko kanker. Dua penelitian berskala besar di Norwegia dan Hawaii pada lebih dari 20 ribu orang tidak menemukan hubungan antara minum kopi atau teh secara teratur dan risiko kanker.
4. Meningkatkan Risiko Osteoporosis
Ada penelitian yang menunjukkan asupan kafein dapat meningkatkan kehilangan kalsium dalam urin. Namun, kehilangan apapun telah ditemukan minimal dan membatasi kafein tampaknya tidak mempengaruhi keseimbangan kalsium atau kepadatan tulang. Semakin banyak penelitian telah mengkonfirmasi asupan kafein bukanlah faktor risiko osteoporosis.
Mitos Tentang Kafein yang Tak Harus Dipercaya (Shutterstock)
5. Tidak untuk Wanita yang Program atau Sedang Hamil
Penelitian telah melihat efek minuman yang mengandung kafein pada faktor reproduksi. Studi menunjukkan konsumsi kafein cenderung aman untuk wanita hamil dan janin. Tidak ada bukti kuat untuk menemukan hubungan antara asupan kafein dan kemampuan untuk hamil. Dua penelitian besar yang dilakukan di Amerika Serikat tidak menemukan korelasi antara konsumsi kafein dan hasil kehamilan atau cacat lahir. Namun, wanita hamil harus berhati-hati mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang (300mg atau kurang per hari).
6. Berdampak Buruk pada Kesehatan Anak-Anak
Penelitian menunjukkan makanan dan minuman yang mengandung kafein jika dikonsumsi dalam jumlah sedang tidak memiliki efek terdeteksi pada anak-anak atau hipertensi. Meskipun pada anak-anak yang sensitif, kafein dosis tinggi dapat menyebabkan efek sementara, seperti iritabilitas, eksitabilitas, atau kecemasan.
Jadi, semua makanan dan minuman tidak ada yang berbahaya kecuali dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.
Mitos Tentang Kafein yang Tak Harus Dipercaya (KlikDokter)