Jika berbicara tentang kematian, kamu pasti pernah mendengar tentang mati suri. Jika diartikan secara ensiklopedia, mati suri adalah dilakukannya sebuah usaha-usaha untuk menghidupkan kembali seseorang yang sudah meninggal. Lali bagaimana mati suri menurut Islam?
Secara eksplisit memang tidak ada yang membahas secara pasti tentang hal ini. Namun dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa mati suri adalah salah satu ujung tali roh terlepas, akan tetapi dia masih hidup karena ujung tali yang lainnya masih terikat.
Seperti yang diketahui, roh manusia ibarat tali yang mempunyai dua ujung terikat pada tubuh. Jika salah satu ujung tali terlepas dari badan hal itu memungkinkan manusia untuk melayang-layang dan hal itu yang disebut dengan mati suri.
Sedangkan, dalam dunia medis mati suri disebut dengan istilah near death experience (NDE) atau kondisi manusia yang dianggap sudah meninggal namun sejatinya belum meninggal.
Mati Suri menurut Islam (via wajibbaca)
Ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang mati suri pun bisa dilihat pada Surat Az Zumar ayat 42. Dijelaskan di dalamnya bahwa Allah yang memiliki kuasa atas jiwa orang yang dia tetapkan kematiannya, dan melepaskan hingga waktu yang ditentukan.
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia tahan jiwa (orang ) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasan Allah bagi kaum yang berpikir.”
Mati Suri menurut Islam (via Tradaya)
Dalam Islam sendiri kematian bukanlah yang benar mati, akan tetapi hakikatnya hanyalah perpindahan alam kehidupan sehingga dengan sangat mudah Allah mengambil ruhnya atau mengembalikannya.
Mati suri menurut Islam sebenarnya merupakan sesuatu yang sangat rasional, hal ini sebenarnya sama seperti ketika kita tertidur. Dengan demikian, Allah menggenggam ruh manusia kemudian mengembalikan kembali ketika manusia bangun tidur.
Mati Suri menurut Islam (via SehatQ)