Habis Fetish Mata Diperban, Terbitlah Fetish Mukena! Model di Malang Diduga Jadi Korbannya

Habis Fetish Mata Diperban, Terbitlah Fetish Mukena! Model di Malang Diduga Jadi Korbannya

Baru saja beberapa waktu lalu warganet dihebohkan dengan kasus fetish mata diperban yang korbannya ternyata sudah banyak sekali.

Kini muncul lagi kehebohan fetish mukena yang salah satu korbannya diduga adalah seorang model.

Kehebohan ini muncul dari sebuah pengakuan seorang wanita yang mengaku menjadi korban fetish mukena berkedok katalog online shop.

# Pengakuan di Twitter

Wanita yang berprofesi sebagai model ini membagikan pengalamannya di akun Twitter pribadinya bernama @jeehantz.

Di twitter, ia menulis kronologis pengalamannya dengan judul “Fetish Mukena: Pelecehan Foto Berkedok Olshop”. Di awal cuitan yang sudah mendapat 7.321 retweets ini, dia juga menjelaskan apa itu fetish.

“Hai! Bismillah, ini pertama kalinya aku bikin thread dan pengen speak up se-rapi mungkin soal pengalaman kurang menyenangkan sebagai model foto. Sebelumnya, aku kasih penjelasan sedikit ya mengenai apa itu fetish," tulis @jeehantz.

Buat kamu yang belum tahu, fetish adalah kelainan seksual yang ditandai dengan munculnya gairah seksual ketika melihat objek tertentu.

# Berawal dari Perjalanan Kariernya

Wanita yang jadi korban fetish mukena (daerah.sindonews.com)

@jeehantz mengungkapkan bahwa pengalaman buruknya ini berawal dari perjalanan kariernya sebagai model.

“Semenjak mengikuti salah satu pageant, Alhamdulillah mendapat banyak tawaran foto catalog dan endorse. Aku beri inisial GM yah untuk olshop mukena yang akan aku ceritakan,” tulisnya.

Awal mula pengalaman buruk si korban fetish mukena (jateng.tribunnews.com)

Saat itu GM yang belakangan diketahui bernama Griya Mukena menjadi sponsor dalam Grand Final Pageant yang dia ikuti. Selanjutnya, para pemenang 7 besar diminta untuk memberikan feedback dengan mempromosikan melalui IG feed dan instastory.

Owner GM yang berinisial R menawarkan pekerjaan untuk foto katalog pada @jeehantz. Yang aneh, R langsung saja menentukan tanggal tanpa kesepakatan dengan si korban.

“Tapi karna masih awal membangun karir pikirku Cuma “berapapun aku dibayar, niatku cumin buat pengalaman, personal branding, dan bantu olshop ini berkembang” tidak akan sedikitpun mempermasalahkan soal fee,” lanjutnya.

Singkat cerita, korban kemudian menjalani sesi pemotretan pertama. Beberapa kejanggalan muncul lagi, seperti lokasi pemotretan yang pindah, hingga dia tidak bertemu dengan R yang korban kira adalah seorang perempuan. Korban justru bertemu dengan laki-laki berinisial D yang mengaku sebagai adiknya R.

Tak hanya itu, soal fee yang dijanjikan akan ditransfer, ternyata juga tak kunjung didapatkan.

Sampai suatu hari ia mendapati foto-fotonya dan model lainnya yang mengenakan mukena ada di sebuah akun fetish mukena.

 Foto-foto tersebut dijadikan bahan untuk melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya.

Model lain sempat menghubungi pelaku yang ternyata adalah D, untuk menghapus foto-foto tersebut. Bukannya bertanggung jawab, D justru memblokir nomor model tersebut.

Usut punya usut, rupanya pelaku tidak hanya menggunakan satu akun olshop berkedok fetish, tetapi juga beberapa akun lainnya. Seperti akun instagram @selfie_mukena, @pedulimukenabersih, dan akun twitter @pecint_mukena.

Korban membuat thread di Twitter bertujuan agar para wanita di luar sana lebih waspada jika diminta untuk berkolaborasi apalagi yang berhubungan dengan pemotretan.

Terduga pelaku fetish mukena (jatim.inews.id)