Dulu Nasibnya Miris dan Dijuluki Kampung 'Idiot', Kini Mulai Bangkit Jadi Desa Mandiri Penuh Wisata

Dulu Nasibnya Miris dan Dijuluki Kampung 'Idiot', Kini Mulai Bangkit Jadi Desa Mandiri Penuh Wisata

Di Indonesia, ada banyak sekali kampung-kampung unik yang bisa ditemui. Mulai dari kampung pelangi, kampung janda, kampung albino, hingga kampung pitu yang hanya boleh ditinggali tujuah keluarga saja. Hal itu sejatinya jadi daya tarik tersendiri bagi Indonesia, karena mungkin tak ada duanya dan negara lain.

Bicara mengenai desa unik, apakah kamu pernah mendengar nama kampung 'idiot'? Ya, kampung ini sempat jadi buah bibir karena banyak penduduknya yang mengalami tunagrahita atau keterbelakangan mental. Namun, itu dulu. Sekarang kampung ini jadi desa yang bisa diandalkan, lho. Benarkah hal itu? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini, ya.

Julukan kampung 'idiot' sendiri diberikan oleh sebagian oknum karena melihat banyak warga yang mengalami keterbelakangan mental dan kecacatan. Hal itu tentunya jadi hal yang tidak mengenakkan kalau didengar oleh warga kampung salah satu daerah di Ponorogo, Jawa Timur itu karena berkesan sangat negatif.

Julukan tersebut bermula pada tahun 2008 silam, dimana ditemukan ada 400 orang saat itu yang mengalami beberapa gangguan mental serta gangguan kesehatan lainnya.

Hal itu berarti dalam satu keluarga, kemungkinan ada satu orang yang mengalami keterbelakangan mental atau kecacatan.

Jika dirunut dari zaman dulu, kita akan tahu apa yang sebenarnya terjadi di kampung ini dan mengapa banyak warganya yang mengalami keterbelakangan mental. Dilansir dari laman ABC News, Senin (9/8/2021), penduduk kampung ini dulunya ternyata mengalami kesusahan pangan.

Belum lagi mereka di tanah yang tandus, membuat makanan yang dikonsumsi jadi terbatas. Akhirnya banyak dari warga sana yang hanya memakan umbi-umbian saja sebagai konsumsi sehari-hari.

Alhasil banyak warganya yang mengalami kekurangan gizi dan yodium, hal tersebut kaitannya sangat erat dengan tunagrahita serta gangguan fisik lainnya.

Kampung 'Idiot', Kini Jadi Desa Wisata (Boombastis)

Setelah berita mengenai kampung 'idiot' ini ramai diperbincangkan, banyak bantuan yang datang untuk membantu warga sekitar. Tidak hanya bantuan, para penyandang tunagrahita di sana juga diberi bekal supaya bisa mandiri.

Meskipun butuh kesabaran dalam mendidik mereka, namun hal itu rupanya tidak sia-sia. Banyak kerajinan tangan yang dibuat dan menghasilkan uang yang lumayan. Kini, tak lagi bergantung dari bantuan, kampung 'idiot' mencoba untuk bangkit kembali.

Selain prakarya, mereka juga diajarkan beternak ayam untuk menyambung hidup. Hasilnya, kiriman telur ayam atau pun daging tak pernah surut, membuktikan kalau penduduk kampung ini telah bangkit. Kalau dulu rata-rata penghasilan di sana adalah tiga hingga lima ratus ribu, kini sudah naik.

Kampung 'Idiot', Kini Jadi Desa Wisata (Boombastis)

Tak lagi lekat dengan citra miring, kampung ini sekarang malah disebut sebagai kampung wisata. Para penduduk penyandang tunagrahita yang dulu bernasib malang, kini sudah sering ditemui bersosialisasi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, banyak karya dari para tunagrahita yang dijadikan objek wisata kesenian.

Keindahan alam dari kampung ini tidak bisa dipandang sepele, tempat semisal Gunung Beruk jadi salah satu andalan yang menarik wisatawan. Para ibu di sana juga diberi penyuluhan mengenai pentingya gizi baik di masa mengandung hingga punya anak. Hal itu supaya meminimalisir kekurangan gizi pada anak yang mengakibatkan gangguan yang serius.

Dari banyaknya tunagrahita yang dulunya dianggap sebelah mata, malah kini jadi tulang punggung keluarga. Setiap manusia memang selalu punya potensi, hanya tinggal memupuk kesabaran untuk membuatnya muncul.

Kampung 'Idiot', Kini Jadi Desa Wisata (Boombastis)

Kampung 'Idiot', Kini Jadi Desa Wisata (Boombastis)