Tak Dekat Maka Tak Kenal, Pluto Bisa Kembali Menjadi Planet Lagi

Karena jaraknya yang jauh, sangat sulit mengobservasi status Pluto. Apakah ia sebuah planet, atau hanya benda angkasa luar yang mengitari Matahari saja.

Pada 2006, Pluto sebenarnya sudah diputuskan untuk tidak lagi masuk jajaran planet oleh International Astronomical Union (IAU). Banyak hal yang harus dipertimbangkan agar sebuah benda luar angkasa memenuhi definisi planet. Ya biar konsisten sama planet yang lain.

Masalah pertama adalah jarak Pluto yang mencapai 7,5 miliar kilometer dari Bumi. Sehingga sangat jauh untuk mengobservasi perilaku Pluto apakah menyerupai planet yang lain. Mau tak mau ia dihapus dari barisan planet bungsu.

Masalah kedua adalah definisi planet. Definisi planet adalah pertarungan teori para ahli terkait siapa yang paling memiliki kekonsistenan cara melihat planet. Dan banyak ahli yang tidak bersepakat dengan masing-masing definisi.

Contohnya adalah orbit sebagai salah satu yang membedakan planet dengan benda lain seperti asteroid. Untuk melewati orbitnya, Pluto harus mengandalkan 'tubuhnya' untuk menjadi tumpuan gravitasi terbesar di orbitnya. Alasan selanjutnya adalah karena planet tersebut membagi orbitnya dengan objek lain.

Klaim IAU ini lantas disanggah oleh sebuah penelitian dari University of Central Florida, Amerika Serikat. Menurut mereka penghapusan label planet pada Pluto dilakukan secara tergesa-gesa.

Philip Metzger, seorang ilmuwan yang memimpin penelitian ini telah menjelajahi literatur ilmiah hingga ratusan tahun ke belakang. Ia menemukan hanya satu publikasi pada 1802 yang menggunakan standar kliring dalam mengelompokkan planet seperti yang dilansir dari laman Metro, Senin, 10 September 2018.

Planet Pluto (misterifaktadanfenomena.com)

"IAU mendefinisikan bahwa objek mendasar dari ilmu planet seharusnya berdasarkan konsep yang tidak digunakan siapa pun dalam penelitian. Bulan besar seperti Titan dan Europa juga pernah dijuluki planet," kata dia.

Menurut Metzger, saat ini mereka memiliki 100 daftar istilah ilmuwan yang mendefinisikan planet, namun dianggap melanggar IAU. Padahal cara mereka dirasa berguna secara fungsional.

"Ini adalah definisi yang ceroboh. Mereka tidak mengatakan apa yang mereka maksud dengan melewati orbitnya. Jika Anda mengambil itu secara harfiah, maka tidak ada planet, karena tidak ada planet yang mengorbit di orbitnya," tegasnya.

Konferensi IAU (wikipedia.org)

Peneliti lainnya dari studi ini, Kirby Runyon, dari Johns Hopkins University, AS, menyebut definisi IAU keliru karena tinjauan pustaka menunjukkan melewati orbit bukanlah standar yang digunakan untuk membedakan asteroid dan planet.

"Seperti yang diklaim IAU saat menyusun definisi planet tahun 2006. Kami menunjukkan bahwa ini adalah klaim sejarah yang salah. Mereka keliru untuk menerapkan alasan yang sama kepada Pluto," ungkap Runyon.

Observasi luar angkasa (infoastronomy.org)