Sopir Ambulans menjadi salah satu profesi yang dibutuhkan pada saat ini karena bisa mengantarkan pasien yang terpapar COVID-19 ke Rumah Sakit hingga mengantar jenazah pasien COVID-19 ke pemakaman. Menjadi sopir ambulans bukan profesi yang ringan.
Sebab sopir ambulans tak cuma bermodal tentang kebisaan mengemudikan kendaraan saja. Dia harus memiliki kemampuan lainnya dalam menjalani profesi dan tanggung jawabnya. Sementara itu Gesang Admaja sebagai salah satu sopir ambulans menceritakan hal tersebut.
Dilansir dari GridOto, sopir ambulans wajib mengikuti pelatihan penanggulangan penderita gawat darutat atau disingkap PPGD. Jadi PPGD itu adalah pendidikan dasar bagi seorang sopir ambulans.
"Sopir ambulans harus tahu dasar-dasar membeirkan pertolongan pertama pada korban kecelakaan," katanya. Saat terjadi kecelakaan sudah pasti sopir ambulans akan datang ke lokasi kejadian dan memberikan pertolongan pertama pada korban luka-luka ringan hingga berat.
Pertolongan yang mereka lakukan juga semata-mata tidak hanya datang ke lokasi lalu membawa korban ke dalam mobil dan mengantarkan ke Rumah Sakit untuk jalani perawatan. Sebisa mungkin sopir mampu memberikan perawatan sesaat pada korban itu.
Sopir Ambulans (CNN Indonesia)
Misalnya saat datang ke Rumah Sakit namun ruang IGD dalam kondisi penuh sesak, membuat korban itu harus menunggu di mobil ambulans.Si sopir harus bisa memberikan ketenangan pada pasien hingga melakukan perawatan sementar sambil menunggu ruang IGD kosong.
Jadi sopir ambulans juga wajib untuk mengerti berbagai alat-alat medis atau kesehatan yang ada, sehingga bisa mempergunakan dalam kondisi darurat. Tentu jadi sopir ambulans juga harus memiliki hati yang baik dan sabar karena kebaikannya bisa jadi modal dalam menolong seorang yang sakit.
Mobil Ambulans (GridOto)