Seorang penjual cilok asal Jember, Jawa Timur yang bernama Harsono sudah dikenal banyak orang karena langganan membeli cilok dengannya. Sehari-hari Harsoni berjualan di kawasan kantor DPRD Jember, Universitas Jember, dan Universitas Muhamadiyah Jember.
Dikutip dari Kompas.com, Harsono ternyata tidak cuma menjadi penjual saja karena dia memiliki beberapa anak buah yang juga menjadi penjual cilok di beberapa titik di kota Jember. Total ada sekitar 10 orang yang menjadi karyawan Harsono.
Total dalam sehari, Harsono dan anak buahnya bisa mendapatkan uang Rp 5 juta - Rp 8 juta. Sayangnya pandemi COVID-19 membuat aturan PPKM dan PSBB dilakukan di Jmber, dan membuat penghasilan Harsono sebagai penjual dan bos cilok berpengaruh.
Meskipun pemasukannya menurun, Harsono bersyukur dengan pendapatkan yang diterimanya. Ia pun kini sudah memiliki banyak properti dari hasil berjualan cilok. Ia diketahui memiliki 13 rumah, 3 apartemen, dan sawah. Bahkan ia juga sudah pergi ke tanah suci untuk lakukan ibadah haji pada 2019 lalu.
"Sekarang apartemen tiga unit saya sewakan, rumah ada 13 saya kontrakan dan ada yang jadi tempat kos,"bilang Harsono. Ia dan istrinya saling bahu-membahu memutar uang dari penghasilan cilok yang didapatkan, agar bisa dijadikan investasi pada bidang lain yakni properti.
Harsono Melayani Pembeli Cilok (SINDOnews)
Sebagai penjual dan pebisnis, dia berani mengambil resiko untuk melakukan pinjaman uang dari bank dan digunakan untuk dijadikan modal untuk berjualan cilok. Untuk pelunasan, dia dapatkan dari hasil jualan cilok dan uang sewa dari rumah kontrakan, kos-kosan, dan sewa apartemen.
Tak dipungkiri selama beberapa tahun menjalani usaha berjualan cilok, Harsono tak selalu berjalan mulus. "Intinya dalam usaha harus telaten dan sabar,"pungkas dia.
Gerobak Cilok Harsono (Dream)