Bulan Oktober mendatang, Indonesia akan menjadi tuan rumah dari pesta olahraga yang dirayakan empat tahun sekali, Asian Para Games 2018. Ajang ini menjadi tempat bagi seluruh atlet difabel Indonesia untuk mengharumkan nama bangsa.
Dalam perhelatan ini, Indonesia diperkirakan mengirim 300 atlet yang nantinya akan bertanding memperebutkan medali dari 568 nomor cabang olahraga. Yuk mulai lingkari kalendermu dan ramaikan tempat penyelenggaraan Asian Para Games di tiga tempat. Buat kamu yang belum tahu, ketiga tempat itu adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno, JIExpo dan Jakarta International Velodrome.
Terkait dengan atlet Indonesa kontingen Asian Para Games, ada salah satu atlet yang sudah berulang kali mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Ia adalah Jendy Pangabean, atlet renang Indonesia.
Sebelumnya, Jendi pernah memecahkan rekor 200 m gaya ganti dan 100 m gaya punggung. Bahkan, pada paragames 2015 lalu, Jendi berhasil membawa pulang raihan medali berupa 3 emas, perak dan 1 perunggu. Oleh karena itu, dalam perhelatan ini pun Jendi dijadikan sebagai atlet unggulan oleh pemerintah.
Nah, berikut adalah penjelasan tentang Jendi atlet renang berkaki satu yang telah mengharumkan nama Indonesia. Simak yuk, gaes. Inspiratif, deh.
Masa Kecil
Pada masa kecilnya, Jendi lahir dengan fisik sempurna. Dirinya mengaku sudah menyukai olahraga renang sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Namun, akibat kecelakaan yang dialaminya saat berusia 12 tahun, Jendi pun kehilangan kaki kiri.
Jendi Pangabean kala bertanding. (instagram @jendypangabean_akmal)
Hal itu tidak menjadikan semangat Jendi patah. Dirinya pun terus berlatih di sungai yang terletak tak jauh dari rumahnya.
Menjadi atlet
Kecintaan Jendi terhadap olahraga renang membuatnya semakin tekun berlatih meskipun kehilangan satu kaki. Hingga akhirnya, Jendi berhasil mengawali karir atlet profesionalnya pada tahun 2012.
Jendy Pangabean. (instagram @jendypangabean_akmal)
Saat itu, Jendi berpartisipasi pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XIV Riau. Dalam perhelatan tersebut, Jendi berhasil meraih 2 medali emas dan 1 medali perak. Yang tak kalah membanggakan, Jendi berhasil memecahkan rekor 50 m gaya punggung dalam pekan olahraga tersebut.
Setelah itu, Jendi pun mulai dilirik oleh pemerintah. Dirinya ditunjuk untuk masuk menjadi bagian kontingen Indonesia dalam Asean Para Games 2013 yang diselenggarakan di Myanmar.
Jendi Pangabean dan Ayahnya. (instagram @jendypangabean_akmal)
Tak Mudah Puas Diri
Karir gemilang Jendi didapatkannya dari kerja keras. Usai membela timnas Indonesia dalam Asean Para Games 2013, Jendi pun kembali mengikuti kejuaraan Papernas XV 2016 yang diselenggarakan di Bandung. Dalam perhelatan itu, Jendi berhasil mengamankan 3 medali emas. Masing-masing medali didapatkannya dari nomor 100 m gaya punggung, 200 m gaya bebas dan 200 m gaya ganti.
jendi bersama team renang Indonesia. (instagram @jendypangabean_akmal)
Jendi pun diketahui ikut bergabung menjadi bagian dari kontingen Indonesia kala perhelatan SEA Games 2017 yang diselenggarakan di Malaysia. Di sana, dirinya berhasil kembali membuktikan diri sebagai atlet berprestasi dengan torehan satu emas.
Nantinya, Jendi diperkirakan akan kembali tampil membela Indonesia dalam perhelatan Asian Para Games 2018. Dan menilik kisah hidupnya, kita bisa belajar banyak hal untuk tidak mudah putus asa dalam menggapai cita-cita.
Jendi bersama Presiden Joko Widodo. (instagram @jendypangabean_akmal)