Sering Jatuh Sakit Sejak Pandemi? Wah, Jangan-Jangan Kamu Menderita Psikosomatik!

Sering Jatuh Sakit Sejak Pandemi? Wah, Jangan-Jangan Kamu Menderita Psikosomatik!

Istilah psikosomatik mengacu pada gejala fisik nyata yang timbul dari atau dipengaruhi oleh pikiran dan emosi daripada penyebab tertentu dalam tubuh (seperti cedera atau infeksi).

Penyakit psikosomatik berasal dari atau diperburuk oleh stres emosional dan bermanifestasi dalam tubuh sebagai rasa sakit fisik dan gejala lainnya. Depresi juga dapat berkontribusi pada penyakit psikosomatik, terutama ketika sistem kekebalan tubuh telah dilemahkan oleh stres berat.

# Gejala Psikosomatik

Meskipun kedengarannya seperti pekerjaan yang rumit, sebenarnya ada beberapa cara sederhana untuk menentukan apakah kamu terlalu stres hingga mengalami psikosomatik.

Tanda-tanda fisik umum dari stres meliputi:

1. Perut terasa diaduk-aduk.

2. Detak jantung cepat.

3. Telapak tangan berkeringat

4. Otot-otot tegang

Tanda-tanda tubuh stres mungkin berbeda tergantung pada apakah kamu laki-laki atau perempuan. Misalnya, wanita sering melaporkan gejala seperti kelelahan meskipun cukup tidur, lekas marah, perut kembung, dan perubahan periode menstruasi.

Tanda dan gejala stres pada pria, di sisi lain, lebih mungkin termasuk nyeri dada, peningkatan tekanan darah, dan perubahan gairah seks.

Apa itu psikosomatik (twitter.com)

# Penyebab Psikosomatik

Seseorang yang berada di bawah tekanan dan tidak mampu "meluapkan" emosinya atau yang mencoba untuk "menahan semuanya" pada akhirnya akan mencapai titik puncak emosional. Ini dapat bermanifestasi sebagai gejala fisik atau memicu episode depresi berat.

Misalnya, jika lehermu selalu menjadi kelemahan fisik, kamu mungkin akan merasa sakit di leher ketika kamu stres. Sakit punggung, masalah perut, dan sakit kepala adalah cara umum lainnya yang dapat menyebabkan stres menetap di tubuh.

# Bagaimana Stres Bisa Membuatmu Sakit

Stress membuat psikosomatik (ngovee.com)

Stres juga dapat membahayakan kekebalan tubuhmu. Beberapa orang menemukan bahwa ketika mereka stres, mereka lebih mungkin terkena pilek atau flu. Mereka mungkin juga mendapatkan lebih banyak infeksi atau membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.

Bahan kimia ini adalah bagian penting dari respons "lawan atau lari" tubuh terhadap stres dan bisa sangat berguna. Namun, jika tubuh memiliki jumlah yang tinggi atau dilepaskan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, bahan kimia ini mungkin lebih berbahaya daripada manfaatnya.

Nah, setelah kamu tahu bagaimana mengenali kapan kamu stres dan bisa mengidentifikasi sumber stres. Langkah selanjutnya adalah mempelajari mekanisme "Coping". Salah satu yang pertama (dan paling penting) adalah menghindari menahan perasaanmu.

Curhat ke orang terdekat mungkin?

Cuitan salah satu dokter tentang psikosomatik (suara.com)