Sebentar lagi, Bumi akan berada pada jarak terjauh dari lokasi matahari. Kondisi ini biasanya dikenal dengan sebutan Aphelion.
Namun, Aphelion sendiri tak bisa dilihat secara langsung oleh mata kita. Tapi kita bisa merasakan dampaknya.
Alasan mengapa bumi berada di titik terjauh matahari ialah karena setiap tahunnya Bumi berada di titik terdekat dengan matahari. Biasanya ini terjadi di setiap awal tahun, yaitu Januari. Sedangkan di bulan Juli, Bumi berada di titik terjauh matahari.
Fenomena ini diprediksi akan terjadi pada tanggal 6 Juli sekitar pukul 05.30 pagi WIB. lantas, apa dampaknya dari fenomena ini?
Ilustrasi keberadaan bumi dan matahari (halloriau.com)
Sebenarnya, fenomena ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap Bumi. namun, karena terjadi di pertengahan tahun, maka siklus ini akan memasuki musim kemarau di Indonesia dan menjadikan suhu lebih dingin.
Kemungkinan, situasi ini akan berlangsung hingga bulan Agustus. Namun jangan khawatir, kejadian ini adalah hal normal yang umum terjadi saat musim kemarau.
Ilustrasi keberadaan bumi dan matahari (halloriau.com)
Karena suhu di pagi hari menyebabkan awan sedikit tertutup, alhasil, suhu permukaan bumi semakin berkurang. Sebab, posisi matahari sendiri sedang berada di udara, sehingga tekanan udara di bagian utara akan lebih rendah di banding bagian selatan.
Saat ini, angin bertiup dari arah selatan menuju utara dan angin tersebut berasal dari arah Australia yang mengalami musim dingin. Dampaknya terjadi penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, yang berada di selatan khatulistiwa yang saat ini tengah terjadi.
Nah, saat ini, angin akan bertiup dari arah selatan menuju utara. Dan angin tersebut bersumber dari Australia yang sedang dalam musim dingin. Alhasil, Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara akan mengalami penurunan suhu sebab berada di selatan garis khatulistiwa.
Ilustrasi musim kemarau (jambiindependent.com)