Jumlah pasien terpapar COVID-19 saat ini terus melonjak. Hingga (11/7) ada penambahan sekitar 36 ribu lebih kasus di seluruh Indonesia. Banyak juga pasien yang tak bisa dirawat di Rumah Sakit karena minimnya tempat perawatan, namun mereka memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri atau isoman.
Saat pasien melakukan isolasi mandiri sendiri atau bersama anggota keluarga di rumah, banyak tetangga atau kerabat yang memberikan bantuan dengan mengirim makanan. Namun pasien yang sedang jalani isolasi mandiri memang harus mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Jadi bagi orang yang mau memberikan bantuan makanan memang harus berhat-hati dan tidak sembarang mengirimkan makanan. Dikhawatirkan makanan tersebut bukannya membantu pemulihan malah memperburuk kondisi si pasien yang jalani isoman.
Dilansir dari CNN Indonesia, sebaiknya orang yang sedang jalani isoman menghindari makanan-makanan yang mengandung lemak dan garam yang tinggi. Juga makanan-makanan cepat saji yang dikemas dalam kemasan. Tan Sot Yen seorang ahli nutrisi memberikan saran agar mengirimkan makanan yang sehat.
"Baiknya mengirimkan makanan seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Karena sayur dan buah itu bonusnya banyak, vitamin B, C, sampai D ada semua, juga ada mineral dan kalsium serta ada serat. Kalau minum vitamin saja belum dapat serat kecuali makan sayur," kata Tan.
Ilustrasi Pasien COVID-10 Isolasi Mandiri di Rumah (Detikcom)
Ia menambahkan makanan seperti bubur diperbolehkan bagi pasien yang mengalami kesulitan untuk mengunyah makanan dan memiliki permasalahan pada usus. "Bubur itu bagi orang yang punya masalah penyerapan di ususnya. Sup juga bisa karena itu lebih kelihatan manusiawi dari sisi rasa dan tampilannya," papar Tan.
Memang orang yang terpapar COVID-19 perlu mengkonsumsi makanan untuk menambah imun tubuh. Meski diimbau banyak makan
tapi juga harus selektif juga agar masa pemulihan cepat sembuh.
Ilustrasi Sayur dan Buah (Detikcom)