Kamu Harus Tau! Inilah Sejarah Kulkas, Ilmu Kuno yang Disempurnakan dari Abad ke Abad

Kamu Harus Tau! Inilah Sejarah Kulkas, Ilmu Kuno yang Disempurnakan dari Abad ke Abad

Pasti seger banget deh kalo cuaca lagi panas-panasnya terus minum air es. Uh, tenggorokan rasanya langsung licin. Ups, tahan ini lagi puasa. Tunggu sampe buka dulu ya, hehehe.

Selain itu, kita juga bisa menyimpan berbagai bahan makanan yang tidak habis dalam satu kali konsumsi. Bahkan dengan adanya lemari pendingin, kita bisa menyimpan makanan atau minuman favorit selama berbulan-bulan.

Coba bayangin kalau nggak ada lemari pendingin alias kulkas ini? Pasti kita nggak bisa menikmati makanan dalam keadaan fresh dan dingin, kan?

Lemari pendingin atau kulkas kini menjadi piranti vital dalam setiap rumah. Digunakan untuk menyimpan berbagai olahan pangan penting, baik bahan mentah maupun sajian yang sudah siap santap.

Semua pemilik kulkas atau penikmat es, sudah seharusnya berterima kasih kepada William Cullen, ilmuwan kelahiran Skotlandia sekaligus sang penemu mesin pendingin ini.

Berkat Cullen, kini setiap rumah, toko, warung, cafe, bahkan restoran bisa mengawetkan makanan dengan aman dan memproduksi es batu untuk pelepas dahaga.

Dilansir dari livescience, kulkas memiliki cara kerja menciptakan suhu dingin dengan mengusir suhu panas.  

Sebelum kulkas ditemukan, dulu nenek moyang kita mengawetkan makanan dengan menggunakan suhu dingin alami dari alam.

Orang Eropa khususnya, karena memiliki salju, mengawetkan makanan dengan membawanya ke danau-danau yang membeku.

Ilmu mengawetkan makanan dengan suhu dingin memang sudah ditemukan dari ribuan tahun yang lalu.

Diawali di dataran China sekitar tahun 1000 SM, dimana orang akan mencari es atau salju dan memasukannya ke dalam rumah untuk mengawetkan makanan.

Lima ratus tahun kemudian, ditemukan fakta bahwa orang Mesir dan India memiliki tradisi meletakkan air dalam mangkuk-mangkuk gerabah di luar rumah semalaman suntuk untuk mendapatkan air yang membeku atau es.

Es inilah yang kemudian mereka gunakan sebagai alat pengawet sajian. Tradisi ini dilakukan pula oleh orang Yunani juga Romawi.

Kulkas (CASA Indonesia)

Ketika salju tak ditemukan dalam suatu daerah, orang-orang dari masa lalu ini menggunakan bantuan air dari danau atau sumur yang memiliki suhu dingin alami.

Kotak es sederhana yang diisi salju dan diawetkan dinginnya oleh berbagai bahan mineral seperti garam, adalah yang menginspirasi William Cullen.

Pada tahun 1784, Cullen yang menempuh pendidikan di Universitas Glasglow di bidang kimia, fisika dan kedokteran ini melakukan eksperimen mesin pendingin sederhana.

Cullen berhasil memastikan satu fakta ilmiah yang sudah dipraktekkan oleh nenek moyangnya, bahwa bakteri tak bisa berkembang di suhu dingin.

Cullen kemudian melakukan percobaan, yaitu menggunakan pompa untuk menciptakan vakum parsial di atas sebuah tempat yang menampung dietil eter yang lantas dipanaskan.

Uap air dari proses pemanasan tersebut ternyata berhasil menciptakan bongkahan es kecil-kecil. Namun percobaan pertama yang berhasil ini belum dipatenkan apalagi dikomersialkan.

Kulkas (Grid.ID)

Ilmu yang diwariskan Cullen, akhirnya dikembangkan oleh banyak ilmuwan.

Pertama adalah Oliver Evans, ilmuwan Amerika, yang membangun sebuah kotak pendingin dengan menggunakan kompresi uap di tahun 1805.

Dilanjutkan pula oleh Michael Faraday di tahun 1820, yang menggunakan amonia untuk menciptakan suhu dingin.

Dari seluruh ilmuwan yang mendedikasikan ilmunya untuk menciptakan mesin pendingin, justru Jacob Perkins lah yang mendapatkan hak paten.

Mitra kerja Evans ini adalah ilmuwan yang membangun teknologi kompresi uap menggunakan cairan amonia untuk menciptakan suhu dingin. Hak patennya ia terima di tahun 1835.

Tepat di tahun 1842, John Gorrie, seorang dokter berkebangsaan Amerika, juga membangun mesin pendingin seperti milik Evans yang lantas ia gunakan untuk menurunkan suhu panas para pasien demam kuning di rumah sakit Florida.

Sejak saat itu, perkembangan mesin pendingin terus berjalan dari tahun ke tahun. Banyak ilmuwan yang menciptakan ilmu-ilmu baru untuk menyempurnakan bentuk dan teknologi mesin pembuat es.

Di akhir abad ke-19, popularitas kulkas makin meluas. Di tahun 1870, untuk pertama kalinya salah satu produsen bir di Brooklyn, New York, memasang kulkas di gudang penyimpanannya. Hal ini diteruskan dan ditiru oleh berbagai produsen minuman lainnya.

Di awal tahun 1920, kulkas sudah memasuki pintu-pintu hunian rakyat Amerika. Kulkas pun terus melaju mengalami perkembangan-perkembangan. Kini untuk menciptakan es, hampir semua mesin pendingin menggunakan media pendingin berupa freon.

Kulkas (Kompas.com)