Pernahkan teman-teman melihat seseorang mengenakan toga dan jubah di upacara kelulusannya? Biasanya sih kakak mahasiswa yang akan diwisuda.
Tak hanya mahasiswa, sebenarnya toga dan jubah ini juga dipakai oleh beberapa sekolah, mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA di upacara kelulusannya.
Nah, pertanyaannya adalah, mengapa siswa atau mahasiswa harus menggunakan toga di upacara kelulusan, ya? Sejak kapan dan dari mana tradisi ini dilakukan?
Perlu diketahui sebelumnya, topi toga yang bentuknya tidak biasa itu disebut dengan mortarboards. Sebutan ini digunakan karena bentuk topi itu mirip dengan alat yang digunakan tukang batu untuk memegang mortar.
Ada juga yang menyebut topi toga 'square academic caps' atau topi kotak akademik dan ada juga yang menyebutnya 'Oxford caps.
Umumnya, topi toga ini memiliki bagian atas berupa permukaan yang rata dan bentuknya persegi. Kemudian, ada rumbai yang menjuntai dari bagian atas topi toga itu.
Biasanya, rumbai itu akan dipindahkan arahnya dari samping kiri ke samping kanan oleh pemimpin di sekolah atau universitas sebagai tanda siswa atau mahasiswa sudah lulus, ya gengs.
Rumbai ini warnanya bermacam-macam. Ada rumbai topi toga yang melambangkan warna sekolah, tingkat pendidikan, program studi yang dipelajari, atau pencapaian wisudawan.
Topi toga dipasangkan dengan jubah, dan biasanya di dalam jubah para siswa mengenakan pakaian formal.
Pakaian formal dikenakan para wisudawan dan wisudawati karena upacara kelulus termasuk dalam acara penting dan resmi.
Lalu, sejak kapan siswa mengenakan jubah dan topi toga? Para ilmuwan meyakini bahwa topi toga dibuat berdasarkan biretta.
Biretta adalah topi yang bentuknya mirip dengan topi toga itu, yang digunakan oleh para pemuka agama Katolik Romawi. Kemudian, biretta ini umum digunakan oleh pelajar dan seniman di abad ke-14 dan ke-15.
Toga Wisuda (Pikiran Rakyat)
Menurut ahli, kombinasi antara topi dan jubah toga bisa ditelusuri kembali pada pakaian akademik dan pemuka agama di universitas-universitas abad pertengahan di Eropa. Pada masa itu universitas belum memiliki gedung resmi sehingga mereka belajar di gereja-gereja.
Nah, karena cuaca dingin dan gereja tidak memiliki penghangat, ahli sejarah mempercayai bahwa para siswa universitas saat itu mengenakan jubah panjang dan topi untuk menghangatkan tubuhnya.
Jadi, awalnya jubah dan topi toga itu dikenakan saat para mahasiswa sedang belajar. Kemudian pada abad ke-14, Universitas Columbia mengharuskan para Doktor, Master, Sarjana, dan Pemegang Diploma untuk mengenakan jubah.
Di abad ke-15, Universitas Oxford dan Cambridge mulai menetapkan standar pakaian akademik khusus yang diatur universitas.
Tahun 1800-an, warna pakaian akademik ini juga dibedakan sesuai bidang ilmu yang dipelajari. Lama-kelamaan jubah dan topi toga juga hanya dikenakan saat upacara kelulusan saja oleh para siswa.
Alasan Kita Harus Pakai Toga Saat Wisuda (Hipwee)