Deretan Bos Pemilik Televisi di Indonesia, Hartanya Bejibun

Beberapa pengusaha di Indonesia tercatat memiliki stasiun televisi. Siapa saja mereka?

Beberapa pengusaha di Indonesia menjadikan bisnis pertelevisian sebagai ladang untuk mendapatkan banyak uang. Memang membuat stasiun televisi diperlukan modal yang cukup besar. Beberapa pengusaha ini juga memiliki stasiun televisi yang mereka rintis, siapa saja mereka?

1. Hary Tanoesoedibjo

Hary Tanoe merupakan pengusaha berusia 54 tahun yang tercatat sebagai pemilik stasin televisi RCTI, MNC, dan GTV. Pengusaha yang juga pendiri partai Perindo ini diketahui juga memiliki banyak usaha lain, salah satunya bank. Dikutip dari Forbes, Hary Tanoe memiliki kekayaan sebesar 950 Juta dollar AS.

2. Eddy Kusnadi Sariaatmadja

Eddy Kusnadi Sariaatmadja mendirikan grup Emtek pada 1983. Eddy saat ini menjadi pemilik stasiun televisi SCTV, Indosiar, O Channel, dan beberapa TV Kabel. Kabarnya Eddy memiliki kekayaan sebesar Rp 3,2 miliar dollar AS dan menjadi orang terkaya nomor tujuh di Indonesia.

Hary Tanoesoedibjo (Republika)

3. Chairul Tanjung

Chairul Tanjung merupakan pendiri CT Corp yang di dalamnya terdapat Trans TV dan Trans 7. Chairul memiliki harta 4,2 miliar dollar AS dan disebut sebagai orang terkaya nomor lima di Indonesia. Selain televisi, Chairul memiliki bisnis dalam bidang restoran, asuransi, travel, hingga perkebunan kelapa sawit.

Eddy Kusnadi Sariaatmadja (Tirto)

4. Mochtar Riady

Mochtar Riady pendiri Lippo Grup mendirikan Berita Satu. Beberapa media online dan cetak lain juga dimiliki oleh pengusaha yang juga memiliki banyak Rumah Sakit di Indonesia. Keluarga Riady juga dikenal sebagai salah satu konglomerat di Indonesia.

Chairul Tanjung (Tempo)

5.Peter Sondakh

Peter Sondakh sejak lama dikenal sebagai salah satu orang kaya di Indonesia. Kekayaan Peter memiliki harta 1,5 miliar dollar AS dan tercatat sebagai pemilik stasiun televisi Rajawali Televisi (RTV) yang dulu bernama B Channel.

Mochtar Riady (Tempo)

Seiring berjalannya waktu para pengusaha pemilik televisi tersebut akan terus berinovasi mengembangkan perusahaan mengingat stigma televisi mulai ditinggalkan banyak orang karena penonton beralih ke YouTube atau tv kabel yang memiliki konten lebih menarik.

Peter Sondakh (CNBC Indonesia)