Pria Tinggal di Hutan Punya Uang Rp 1,5 Miliar, Simpan di Tempat yang Tak Terduga

Seorang pria bernama Jaelani tinggal di sebuah hutan di Jambi dan memiliki uang Rp 1,5 miliar.

Nama pria ini Jaelani. Ia sehari-hari tinggal di sebuah hutan dengan pohon sawit dan karet miliknya. Ketika banyak orang memilih tinggal di Kota untuk mengadu nasib, Jaelani lebih memilih berada di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas  (TNBD) Jambi.

Setiap menjual sawit dan karet, dia menyimpan uang bukan di rumahnya melainkan di dalam tanah di sebuah lahan kosong. Ia memasukan uang ke dalam sebuah kantong plastik berwarna hitam yang setiap kantongnya kira-kira ada uang puluhan juta rupiah.

Dilansir dari Kompas, Jaelani tidak tinggal sendiri. Ia tinggal berdampingan dengan suku pedalaman Jambi atau yang biasa disebut Suku Anak Dalam (SAD).

Ilustrasi Suku Anak Dalam (Republika)

Setelah beberapa tahun menyimpan uang di dalam tanah, Jaelani memutuskan untuk menyimpan uang itu di Bank. Dia membawa segepok uang yang dia miliki dengan balutan kantong plastik hitam. Ia menuju sebuah bank di kawasan Kabupaten Merangin di Jambi.

Sebenarnya Jaelani belum mengetahui berapa jumlah uang yang dia miliki, setibanya di bank, uang yang dibawa Jaelani dihitung dan ternyata total uang yang dimilik Jaelani sebesar Rp 1,5 miliar.

Jaelani berencana untuk membuka rekening tabungan. Sayangnya keinginan Jaelani tak bisa dilakukan karena pihak bank meminta beberapa syarat bagi calon nasabah, salah satunya memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Ilustrasi Suku Anak Dalam (SINDOnews)

Jaelani mengaku tak memiliki KTP bahkan alamat rumah pun dia mengaku tinggal di hutan. Akhirnya pihak bank tak bisa membantu Jaelani untuk menyimpan uang di bank tersebut. Jaelani pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya di hutan dengan wajah kecewa.

Beberapa bulan kemudian, Jaelani justru memakai sebagian uang tabungan yang dia miliki dengan membeli sebuah kebun kelapa sawit. Dan sisa uang itu, dia simpan kembali ke sebuah tempat yang dia rahasiakan di dalam tanah yang tidak diketahui orang lain.