Pada 22 Juni 2021 lalu Kota Jakarta merayakan hari jadi yang ke-494 tahun. Salah satu tempat yang identik dengan Jakarta adalah Monumen Nasional atau Monas yang berada di kawasan Jakarta Pusat dengan dengan Istana Negara. Selama ini banyak yang mengira bahwa Monas adalah simbol atau maskot Jakarta.
Maskot Jakarta sesuai Keputusan Gubernur Nomor 1796 tahun 1989, ditetapkan bahwa salak condet dan burung elang bondol merupakan maskot Jakarta. Penetapan itu sudah diatur dan ditandatangani oleh Gubernur Jakarta saat itu, Wiyogo Admodarminto.
Pihak Pemerintah Daerah Jakarta kala itu menunuk salak condet dan elang bondol agar warga Jakarta bisa mengenal dan melestarikan dua maskot itu. Karena menjadi maskot Jakarta tentu monumen salak condet dan elang bondol ternyata dibangun di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Monumen itu terletak bukan di jantung Kota Jakarta seperti Monas sehingga monumen dengan bentuk elang bondol membawa salak condet itu memang jarang diketahui banyak warga Jakarta. Keberadaan monumen itu memang tak semegah Monas yang menjadi salah satu destinasi wisata di Jakarta. Kalau datang ke Jakarta belum pergi ke Monas seperti ada yang kurang.
Salak condet merupakan buah yang banyak ditemukan di kawasan Condet,Jakarta Timur. Kebun salak yang luas di kawasan Condet kini mulai jarang terlihat karena sudah beralih menjadi pemukiman padat penduduk. Warga Jakarta pun mungkin lebih banyak konsumsi salak dari luar Jakarta, misalnya salak pondoh.
Monumen Salak Condet dan Elang Bondol (RMOL)
Sementara elang bondol adalah satwa yang banyak ditemui di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Populasi elang bondol konon semakin berkurang, sehingga sisa populasi saat ini memang harus dijaga agar tidak hilang seiring perkembangan zaman.
Tak cuma Pemerintah Daerah yang melakukan kewajiban menjaga kelestarian salak condet dan elang bondol saja, karena peran warga Jakarta juga perlu dilakukan agar kedua maskot tidak punah.
Salak Condet (Sudinpusarjakpus)