Sudah beberapa tahun pengguna jalan tol tidak lagi membayar dengan tunai atau uang, karena sistemnya menjadi pembayaran non tunai dengan kartu e-Toll atau sejenisnya. Memang pembayaran jadi lebih cepat dan mengurangi kemacetan.
Mungkin banyak pengguna tol yang bertanya-tanya, setelah adanya pembayaran non tunai, bagaimana nasib para penjaga gerbang tol? Apakah kini semua jadi pengangguran?
Dilansir dari Merdeka, para mantan penjaga tol itu diberikan beberapa pilihan setelah tidak lagi bekerja di gerbang tol. Mulai dari program a-life atau alih profesi menjadi karyawan back office di kantor pusat Jasa Marga atau di cabang-cabang di beberapa daerah.
Bila tidak tertarik bekerja di kantor pusat atau cabang Jasa Marga, bisa juga mantan penjaga tol ditawarkan jadi karyawan di anak perusahan Jasa Marga di beberapa lokasi jalan tol baru.Bila memang tak tertarik dan memutuskan keluar, tentu pihak manajemen akan memberikan modal untuk buka usaha.
Semua karyawan diberikan kebebasan perusahaan untuk memilih. Keputusan yang diambil tentu ada positif dan negatif-nya. Bagi pengguna jalan tol yang bertahun-tahun berinteraksi dengan para petugas gerbang tol, kondisi sekarang tanpa kehadiran mereka berasa ada yang kurang.
Ilustrasi Penjaga Gerbang Tol (Brilio.net)
Keramahan si penjaga gerbang tol yang kerap melempar senyum tentu menjadi kenangan yang sulit dilupakan. Belum lagi bila kembalian uang tol kurang, si petugas mengganti kekurangan uang itu dengan permen.
Perkembangan jalan tol di tanah air maju pesat semenjak Presiden Joko Widodo memimpin sejak tahun 2014 silam. Pembangunan tol di pulau Jawa hingga Sumatera benar-benar menjadi bukti, bahwa akses jalan tol menjadi kebutuhan di masyarakat saat ini dan masa yang akan datang.
Ilustrasi Penjaga Gerbang Tol (Kompas.com)