Kata Bijak Bahasa Jawa Kasar, Meskipun Bahasa Kasar Tapi Tetep Bisa Dimaknai Pas Dibaca

Bijak Jawa itu bisa diungkapkan dalam tiga tingkatan bahasa Jawa. Nah, buat kamu yang butuh kata bijak bahasa Jawa kasar, simak uraian berikut, ya. Pastinya gak bakal buat kamu buka kamus bahasa Jawa lengkap , deh.

Dalam masyarakat Jawa, bahasa Jawa dikenal memiliki berbagai macam tingkatan. Ada bahasa Jawa Ngoko, Jawa Madya dan Jawa Kromo. Selain itu, masih ada tingkatan lagi di bawah ketiga tingkat yang sudah disebutkan di atas, yakni Ngoko Lugu, Ngoko Alus, Krama Alus dan Krama Inggil.

Orang tua Jawa zaman dulu, mereka biasanya menyampaikan kata bijak petuah kepada anak atau orang-orang yang lebih muda menggunakan bahasa kromo inggil. Tingkatan bahasa kromo inggil biasa digunakan untuk orang muda ketika berhadapan dengan lawan bicara yang lebih muda. Selain itu, kromo inggil juga digunakan untuk mereka yang sebaya namun belum kenal secara dekat.

Nah, untuk kata bijak bahasa jawa kasar biasanya dialamtkan dari orang tua kepada yang lebih muda. Dalam masyarakat Jawa, ada banyak jenis orang yang menggunakan jawa kasar untuk berbicara kepada yang lebih muda. Meskipun dianggap dan dinilai sebagai bahasa kasar, hal itu nggak menjadikan mereka keluar dari norma kesopanan, gaes. Yah, kebiasaan ini udah turun-temurun dan menjadi kebudayaan di masyarakat Jawa. Jadi nggak masalah mau menggunakan bahasa kasar, asal kepada mereka yang lebih muda, ya.

Untuk kamu yang suka kata-kata bijak bahasa jawa, berikut ada beberapa kata yang bisa memperindah harimu. Jika dimaknai, tentu dalam artinya gaes.

Kebijakan Jawa. (sebelumtidur)

Berani hidup susah

"Witing tresno jalaran seko kulino. Witing mulyo jalaran wani rekoso."

Ungkapan ini adalah pepatah dari orang tua zaman dahulu. Maksudnya kurang lebih adalah cinta itu bisa tumbuh karena kebiasaan. Jadi, buat kamu yang ditolak terus cintanya oleh pujaan hati, tenangkan pikiranmua. Pepet terus 

Witing tresno. (plukme!)

Kelilipan

"Wong ki yo ngingeti ngisor barang. Ojo ndangak ae nek kelilipen kapok."

Seringkali kita melihat ada orang yang terlena dengan rejeki melimpah dan enggan melihat mereka yang sedang berada di bawah. Harta melimpah itu lalu membuatnya lupa terhadap saudara atau sesama yang tengah ditimpa kesulitan. Nah, jika melihat kasus seperti itu, kamu bisa membacakan petuah di atas. Arti dari ungkapan tersebut adalah orang harus melihat ke bawah. Jangan terus melihat ke atas, nanti matamu terselip kotoran baru tahu rasa.

Ojo ndangak ae. (sebutannyayamkate)

Menurunkan ego

"Wong menang iku wong sing biso ngasorake priyanggane dhewe."

Kalo ini dalam banget artinya gaes. Pembahasan menang dan kalah dalam kehidupan itu bukan tentang pencapaian. Bagi orang Jawa, menang adalah tentang ketentraman batin. Maka dari itu, bijak Jawa memaknai orang kuat adalah yang bisa melawan dirinya sendiri. Siapapun yang bisa menurunkan ego, dialah pemenang.

Orang Jawa. (insta orenyo)