Apakah kamu pernah memikirkan kesehatan otak? Para ahli mengingatkan agar orang lebih proaktif tentang kesehatan otaknya, yang dapat memburuk seiring bertambahnya usia.
Dilansir dari Eat This, Not That! pada Rabu (9/6/2021), para ahli juga memperkirakan jumlah orang yang hidup dengan demensia (pikun) di seluruh dunia diperkirakan akan berjumlah tiga kali lipat pada 2050 mendatang. Meskipun belum ada obat untuk demensia, beberapa penelitian menemukan bahwa kamu dapat mengambil tindakan untuk menjaga kesehatan otak sejak sekarang.
Berikut lima hal yang perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan fungsi otak melemah.
1. Merasa Kesepian
Karena kebutuhan, kita melakukan isolasi selama pandemi. Namun, kesepian bisa membahayakan kesehatan otak. Kesepian tampaknya menimbulkan reaksi stres dalam tubuh yang lama kelamaan dapat melemahkan jantung, sistem kekebalan, dan juga otak.
"Isolasi sosial dan kesepian memiliki dampak kesehatan negatif, setara dengan obesitas, ketidakaktifan fisik, dan merokok 15 batang sehari, dan terkait dengan sekitar 50 persen peningkatan risiko demensia," kata ahli geriatri bersertifikat di Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica, California, Scott Kaiser.
2. Tidak Cukup Tidur
Tidur sangat penting bagi otak. Selama waktu itu, otak membersihkan diri, menghilangkan protein dan limbah yang dapat menyebabkan demensia.
"Kuantitas dan kualitas tidur memiliki dampak fisiologis mendalam, yang memengaruhi pemikiran, memori, dan suasana hati kita sehari-hari, serta risiko jangka panjang penurunan kognitif kita," ujar Kaiser.
Para ahli merekomendasikan agar orang dewasa mendapatkan jam tidur berkualitas setiap malam, yaitu tujuh hingga sembilan jam.
3. Tidak Berolahraga
Tidak berolahraga secara teratur bukan hanya membahayakan jantung. Gaya hidup yang tidak banyak bergerak dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia dan penyakit kardiovaskular, seperti stroke.
"Manfaat dari aktivitas fisik secara teratur sangat banyak, terutama untuk kesehatan otak sehingga dalam arti tertentu olahraga adalah hal paling mendekati obat ajaib," lanjut Kaiser.
Menurut Mayo Clinic, kegiatan berjalan cepat selama 30 sampai 60 menit, dalam tiga sampai lima kali seminggu itu dapat menyebabkan perbaikan otak.
4. Tidak Cukup Nutrisi
Studi terbaru menunjukkan konsep 'makanan otak' bukanlah mitos.
"Sebuah badan penelitian yang ekstensif dan terus berkembang menunjukkan manfaat kesehatan otak dari makanan tertentu, terutama kaya akan antioksidan tertentu dan senyawa pelindung saraf lainnya," ujar Kaiser.
Beberapa penelitian menunjukkan orang yang mengonsumsi lebih banyak fitonutrien yang disebut asupan flavonoid memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit Alzheimer. Bahan kimia alami itu tampaknya melindungi otak dari cedera. Makanan kaya flavonoid termasuk beri, sayuran berdaun hijau, buah jeruk, teh, dan cokelat hitam.
Yuk, rajin makan sayur dan makanan sehat dari sekarang.
Ilustrasi Otak Manusia (JPNN.com)
5. Tidak Memiliki Tujuan
Satu studi jangka panjang menemukan bahwa orang yang memiliki tujuan atau makna hidup yang tinggi itu 2,4 kali lebih kecil kemungkinannya mengembangkan penyakit Alzheimer, dibandingkan orang dengan ambisi yang rendah.
Mempertahankan tujuan hidup tampaknya menjaga otak tetap sehat, meskipun secara fisik telah lemah akibat cedera atau stroke. Penelitian menemukan bahwa menjadi sukarelawan, membimbing, dan mengikuti kelas adalah cara yang efektif untuk meningkatkan kesehatan otak.
Ilustrasi Otak Manusia (KlikDokter)