Kaum remaja jaman now menjadikan traveling sebagai aktivitas yang paling diminati saat ini. Kenapa demikian? Jawabannya adalah karena tren. Tren ini dipengaruhi salah satunya oleh sosial media (sosmed). Seseorang ingin melakukan wisata karena merasa iri dengan foto-foto liburan kawannya yang diunggah di sosmed.
Majalah Travel and Leisure mengunggah hasil studi terkait motif orang-orang pergi berwisata dan mengunggah foto. Alasannya adalah demi mendapatkan "love" di akun Instagram-nya. "Love" adalah simbol untuk akun Instagram yang menyukai foto tertentu.
Fenomena kaum muda ini adalah yang biasa disebut "bandwagon effect" dan "snob effect" disosial media. Kedua faktor tersebut yang mempengaruhi keputusan seseorang memilih tempat wisata.
"Bandwagon effect" adalah kala seseorang mencari referensi dalam menentukan destinasi. Biasanya mereka bakal ngikut aja citra pariwisata yang dituju. "Snob effect" atau menyombongkan diri, cenderung memilih tempat wisata yang eksklusif demi citra diri. Hasil dari foto-foto liburan yang diunggah bisa membuat orang yang melihat terkesan dan tentu akan menaikkan status diri di sosial media. Bahkan bisa untuk modal jadi selebgram.
Kedua faktor tersebut sebenarnya bisa berdampak positif terhadap perkembangan wisata. Karena saat ini "the power of kaum milenial" lah yang mendorong perkembangan pariwisata lewat unggahan foto-foto di sosial media. Tanpa melupakan usaha berburu likes atau love untuk akun sosial media yang mereka miliki.
Filosofi "the power of kaum milenial" saat ini adalah semakin unik tempat wisata yang mereka kunjungi, semakin keren pula posting mereka, maka semakin keren pula orang tersebut di mata teman-temannya di sosial media. Posting-an foto liburan yang sempurna tak hanya menceritakan pengalaman liburan, tapi juga mampu menaikkan status sosial.