Siapa Pun di Tiongkok Tak Boleh Lagi Pesan Makanan Banyak Hanya untuk Konten, Kenapa Ya?

Siapa Pun di Tiongkok Tak Boleh Lagi Pesan Makanan Banyak Hanya untuk Konten, Kenapa Ya?

Di kala konten mukbang dan kuliner sedang merajalela. Tiongkok mengeluarkan UU baru soal buang-buang makanan, terutama untuk keperluan konten video. Meskipun begitu, seberapa porsi wajar bagi seseorang masih jadi perdebatan.

# Peraturan Baru Soal Larangan Buang Makanan

Belum lama ini, parlemen Tiongkok mengeluarkan sebuah Undang-Undang Baru yang melarang warganya untuk buang-buang makanan. Terutama di restoran. 

Peraturan ini terlebih lagi ditujukan pada mereka yang kerap memesan makanan untuk sebuah konten mukbang, yang sering kali tak habis mereka makan sendiri.

Sajian restoran China (food.detik.com)

Sayangnya, "porsi berlebihan" yang ada dalam UU tersebut masih memicu perdebatan. Apalagi, jutaan orang di Tiongkok memang suka banget makan di luar dan makan dalam porsi banyak. 

# Sistem Ketahanan Pangan di Tiongkok

Pada akhir tahun 2020, Presiden Tiongkok Xi Jinping menyebutkan bahwa persoalan sisa makanan adalah persoalan serius. Sebab, sisa makanan ini bisa berdampak pada keberhasilan negara ini menjalankan sistem ketahanan pangan nasional.

Konten mukbang di Korea Selatan (facetofeet.com)

Selain itu, menurut Jinping, kebiasaan makan rakus berlebihan bisa berdampak pada pasokan pangan. Padahal, selama pandemi, pasokan pangan sudah terdampak.

UU ini tentu juga akhirnya berdampak pada larangan konten makan-makan besar alias mukbang. Efeknya, kini di Tiongkok mulai banyak penyensoran konten soal kuliner. 

Beberapa akun mengaku video mereka bertema mukbang sudah tak lagi bisa ditonton.

Wahhh, serem juga ya ges~

Tanboy Kun, Youtuber Indonesia yang kerap membuat konten mukbang (kuyou.id)