Olahraga secara rutin sangat disarankan demi menjaga kesehatan tubuh. Akan tetapi, kalo dilakukan secara berlebihan, apalagi dipaksa, ya jelas bisa berdampak buruk, bahkan bisa mengancam nyawa juga. Hal ini persis seperti yang dialami wanita ini.
Namanya Atrina Lau, wanita asal Malaysia yang hampir saja ginjalnya rusak akibat dia olahraga terlalu berlebihan dan nggak sesuai kemampuan fisik. Demi memiliki tubuh sehat, dia mengikuti kelas spinning atau olahraga sepeda statis.
Setelah selesai berolahraga hingga lemas, tiba-tiba ia berjalan dengan kaki terpincang-pincang. Mulanya ia mengira hanya nyeri otot biasa. Apalagi saat itu adalah hari pertamanya ia mengikuti kelas spinning setelah sekian lama nggak olahraga.
Tetapi rasa sakit pada kakinya nggak kunjung hilang hingga tiga hari. Alhasil, dia jadi susah jongkok dan duduk.
Nggak lama kemudian, Atrina menyadari kalo warna urine-nya jadi berwarna kecoklatan. Setelah itu, ia pun mulai mencari informasi melalui internet, namun tak menemukan jawaban yang memuaskan.
Ilustrasi olahraga yang terlalu intens (soco.com)
"Saya sadar setelah beberapa hari, urine mulai berwarna kecoklatan dan nyeri otot makin tak tertahankan," tulis Atrina pada laman akun Facebook-nya.
Karena hal tersebut, ia pun segera mendatangi UGD rumah sakit untuk mengecek kondisinya. Dokter pun akhirnya menjelaskan diagnosanya, dan ternyata ia menderita rhabdomyolysis, alias kondisi yang disebabkan cedera otot.
Rhabdomyolysis sendiri adalah sebutan untuk jaringan otot yang mati karena melepaskan serat-seratnya ke aliran darah. Sehingga ini menjadikan level creatinine kinase tubuhnya menjadi tinggi.
Sedangkan creatinine kinase adalah protein yang dilepaskan oleh otot ketika mengalami kerusakan atau robek. Darah Atrina, level creatinine kinasenya sudah mencapai kondisi yang sangat mengkhawatirkan, sehingga dapat memicu kerusakan ginjal.
Ilustrasi olahraga yang terlalu intens (halosehat.com)
Seperti yang dikutip oleh World of Buzz, Atrina harus dirawat inap dan diinfus demi menghidrasi cairan tubuhnya. Ia juga diminta untuk lebih banyak mengonsumsi air putih selama empat hari dirawat.
Akhirnya, setelah ia konsisten mengonsumsi banyak air putih, kini level creatinine kinase di tubuhnya kembali turun dan ia pun diizinkan pulang ke rumah.
Melalui statusnya di Facebook, Atrina tidak lupa mengingatkan kepada warganet bahwa rhabdomyolysis nggak cuma terjadi ketika melakukan olahraga spinning saja. Melainkan juga bisa terjadi di aktivitas olahraga lainnya yang terlalu intens.
Itu sebabnya, berolahraga lah sesuai batas kemampuan. Seandainya tubuhmu sudah menandakan adanya kelelahan, maka hentikan segera atau kurangi pergerakan.
"Pastikan selalu cukupi cairan setelah menjalani latihan intens seperti apa pun. Jika mengalami gejala yang sama seperti saya, langsung perg ke dokter," ungkapnya.
Ilustrasi olahraga yang terlalu intens (klikdokter.com)