Tenaga kesehatan Jepang Belum Divaksin Jelang Gelaran Olimpiade Tokyo 2020

Olimpiade Tokyo 2020 menerima penolakan dari elemen tenaga kesehatan di Jepang.

Gelaran Olimpiade Tokyo 2020 tinggal menghitung hari. Meski begitu, ada hambatan besar menghadang ajang olahraga terbesar dunia tersebut, khususnya yang berkaitan dengan situasi pandemi Covid-19 saat ini.

Bukan masalah enteng, penolakan akan event ini justru datang dari sektor kesehatan, yakni tenaga medis mulai dari dokter hingga perawat. Asosiasi Dokter Tokyo bahkan sudah melancarkan keberatan secara resmi kepada Komite Olimpiade.

Nakes Sudah Kelebihan Beban Kerja

Sejatinya, penolakan oleh tenaga kerja di Jepang adalah hal yang wajar. Hal ini lantaran nakes di negeri sakura tersebut sudah kelelahan usai tangani gelombang keempat Covid-19.

Apalagi ditemukan juga fakta jika tenaga medis di Jepang masih banyak yang belum menerima vaksin Covid-19. Hingga saat ini, jumlah nakes yang menerima vaksin masih kurang dari 30%.

ilustrasi situasi pandemi di Jepang (antara)

Pasokan Vaksin Minim Vaksinasi Berjalan Lambat

Vaksinasi di Jepang memang berjalan lambat. Hal ini merupakan imbas dari pasokan vaksin yang terbilang minim. Meski begitu, lambatnya proses vaksinasi ini juga dampak dari kebijakan pemerintah Jepang yang hanya ingin menggunakan vaksin Pfizer Inc (PFE.N) dan BioNTech SE (22UAy.DE).

Secara nasional, Jepang menargetkan ada 36 juta orang yang sudah divaksin hingga akhir Juli mendatang. Demi mencapai target tersebut, pemerintah Jepang menargetkan satu juta suntikan per hari atau tiga kali lebih cepat dibandingkan proses vaksinasi yang ada saat ini.

Proses vaksinasi (antara)